Tuesday, April 23, 2013

Jam'ur Ruwah



جمع الرواح و رجال الحديث

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : نقد الحديث
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M. Ag.
 






          Disusun Oleh:
زيني عنده المسرورة                             (١٠٣١١١١٠٦)            
                                                  أنى مطمئنَة                                         (١٠٣١١١١٠٨)           
                                                  ماليحة                                              (١٠٣١١١١٢٣)                       

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
جمع الرواح و رجال الحديث
I.               PENDAHULUAN
Dalam penelitian hadits kondisi dan ihkwal para periwayat hadits sangat penting untuk ditelaah lebih dalam. Untuk meneliti hal tersebut membutuhkan ilmu yang membicarakan keseluruhan keadaan para periwayat hadits dari segala aspeknya. Secara terminologi, para ahli hadits ilmu ini di definisikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang perawi atau periwayat hadits (tentang segala sesuatu yang dapat memberikan kesimpulan tentang diterima atau di tolaknya periwayat tersebut), baik dari kalangan sahabat, tabi’in, atba’ tabi’in dll.
Dengan mengetahui hal tersebut pembahasan tentang rijal al hadits sangat penting untuk dibahas karena ilmu ini memang didesain untuk menceritakan para periwayat hadits. Periwayat hadits adalah mereka yang mendengarkan cerita dan riwayat hadits serta menceritakkannya kembali kepada orang lain dan kemudian dibukukan. Berikut ini akan dijelaskan makalah tentang para periwayat hadits.

II.               PENGERTIAN JAM’UR RUWAH

Rawi artinya yang menceritakan, yang meriwayatkan. Orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab, apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seorang (gurunya). Bentuk jama’nya ruwah, dan perbuatannya menyampaikan hadits disebut merawi (meriwayatkan hadits).
Pada dasarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad hadits tiap-tiap thabaqahnya juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang-orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Tetapi yang membedakan antara rawi dengan sanad terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits. Orang yang menerima disebut perawi. Dengan demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan dan menghimpun hadits).[1]
Jam’un ar ruwah merupakan sebuah kumpulan dari periwayat hadits yang disitu memenuhi syarat-syarat sebagai periwayat hadits.
III.               TEHNIK PENELUSURAN RIJALUL HADITS
Rijal al-Hadits berasal dari bahasa Arab rijal dan al-Hadits. Rijal jamak dari lafadz rajul yang berarti seorang pria. Namun, dalam konteks ilmu hadits lafadz rajul atau-dalam bentuk jamak-rijal bermakna seorang tokoh. Kemudian istilah rijal ini digunakan dalam kajian hadits secara khusus, bahkan terdapat ilmu tersendiri yang membahas rijal al-Hadits. Oleh karenanya, yang dimaksud dengan ilmu rijal al-Hadits adalah ilmu yang membicarakan perihal tokoh atau orang yang membawa hadits semenjak dari Nabi hingga periwayat terakhir atau penulis hadits atau dikenal pula dengan istilah mukharraj. Lebih lanjut pengertian rijal al-Hadits disini memiliki pengertian yang sama dengan rawi hadits, sehingga didalamnya mencakup pula rawi laki-laki maupun rawi perempuan.
Tentang ilmu rijal al-Hadits, beberapa ulama memberikan makna sekaligus cakupan yang dibahas didalamnya. Di antaranya ‘Ajjaj al-Khatib yang mengemukakan bahwa ilmu rijal al-Hadits merupakan jenis ilmu hadits yang sangat penting. Dengan suatu alasan bahwa cakupan ilmu hadits meliputi kajian sanad dan kajian matan. Sebagaimana kita ketahui bahwa sanad dibentuk dari rangkaian rijal al-Hadits, oleh karenanya sanad sebagai rangkaian para rawi inilah kemudian menjadi objek ilmu rijal al-Hadits.[2]
Tehnik penelusuran rawi yang ada dalam rangkaian sanad dengan langkah sebagai berikut:
1.             Memahami terlebih dahulu antara nama, nasab, kunyah dan laqab.
2.             Melihat daftar index kitab.
3.             Memahami kode-kode Maraji’ dan kode lainnya dalam kitab.
4.             Memastikan nama rawi yang dicari melalui tahapan-tahapan:
a.         Bila nama tersebut hanya satu-satunya, maka dapat dipastikan dialah yang dimaksud.
b.        Bila terdapat dua nama atau lebih yang sama, maka dibedakan nasabnya terlebih dahulu.
c.         Bila nasabnya juga sama, maka dilihat kode maraji’nya.
d.        Bila ada kemungkinan sama, maka dilihat dari tahun wafatnya.
e.         Bila masih ada kemungkinan yang sama, maka dilihat rawa’an dan rawa’anhu.
Untuk lebih jelasnya perhatikan metode dua kitab rijal berikut ini guna memahami langkah-langkah di atas:
1.             Kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal karya Abu al-Mahasin Syam al-Din Muhammad bin ‘Ali al-Husaini al-Mizzi yang diterbitkan Dar al-Fikr, Beirut, 1994.
Contoh:
 د فق : احمد بن ابر اهيم بن خا لد الو صلى ابو الى                                                        روى عن : ............محمد بن ثا بت العبدى (د),....................
روى عنه : ............, أبن أبى الد نيا (فق)                                          
قا ل أبن معين : ليس به بأ س                                           
تو فى سنة خمس وثلا ثين ومأ تين                                     
(ر:۲۲٦).-....................
:احمد بن ...........
:احمد بن ...........
Keterangan:
1.         Nomor awal adalah nomor urut nama
2.         Kode (دفق) adalah kode maraji’ (lihat tabel)
3.         Berikutnya adalah nama lengkap
4.         (روى عن) menunjukkan nama-nama rawi yang dikutip periwayatannya (para guru)
5.         (روى عنه) menunjukkan nama-nama rawi yang mengutip periwayatannya (para murid)
6.         Diikuti selanjutnya penilaian ulama dan informasi tentang wafatnya
7.         Tanda (ر:۲۲٦) maksudnya rujuklah nama berikut ke nomor urut 226
8.         Terdapat nomor tertentu yang diikuti tanda (م م ٢) artinya terdapat nama lain yang disisipkan mualif (pengarang) lain yang tidak dicantum dalam kitab ini.
2.             Kitab Tahdzib al-Tahdzib karya Syihab al-Din Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani (w. 852) yang diterbitkan Dar al-Fikr, Beirut, 1988.
Contoh no. 2:
 : (أبوداود وابن ما جه فى التفسير)          دفق
احمد بن ابراهيم بن خا لد الو صلى ابو على
روى عن : ........, محمد بن ثا بت العبدى ......... روى عنه :.........
أبن أبى الد نيا .......... مات ٣٣٦ ......... .قا ل ابن معين : ثقة صدوق
Hal-hal lain yang bersifat teknis dari dua kitab ini antara lain:
1.        Adanya nama yang sama berikut nasab yang sama
 بن حمزة الر وزى ابو علىمحمد :6068
6069: محمد بن على بن حمرة بن الحسن ابو عبد الله العلوى
6070: محمد بن على بن حمزة الأ نصا رى
6071: محمد بن على بن حمزة بن صالح ابو بكرالانطاكى
2.        Nama yang disebut dengan Kunyah-nya, seperti:
ابوبكرالمدن: عبد الرحمن
ابن عمر : عبدالله بن عمر
أم الحكم : عا تكة بنت الزبير
3.        Nama rawi yang dikenal dengan Laqab-nya, seperti:
الأعرخ : عبدالر حمن بن هر هز
الأعمش : سليما ن بن سهرا
الأ غطس : سعد بن عبدالله
بندار : محمد بن بشار
4.        Terdapat kode Maraji’ dalam Tahdzib al-Kamal antara lain:[3]
ع : اتفق عليه الجما عة الستة
ع : اتفق أصحاب السنن الا ربعة
خ : صحيح البخا ري
د : سنن أبى داود
فق : كتاب التفسير لا بن ما جه

IV.               PRAKTIK PENULUSURAN RAWI PADA KITAB RIJAL
Menindak lanjuti hadits tentang amar ma’ruf nahi munkar pada makalah minggu kemarin yang berbunyi:
حَدَّثَنَا أبُو بَكْرِ بْنُ أبي شَيْبَةَ: حدّثنا وكيعٌ عن سفيانَ. (ح) و حدّثنا محمّدُ بنُ المثنَّى: حدّثنا محمّدُ بنُ جعفرٍ: حدّثنا شُعبةُ, كِلاهما عن قيسِ بنِ مسلمٍ, عن طارقِ بنِ شهابٍ. وهذا حديثُ أبي بكرٍ. قال: أوّلُ مَنْ بَدَأَ بالخُطْبَةِ, يومَ العيدِ قبلَ الصّلاةِ, مَرْوَانُ, فقام إليه رجلٌ. فقال: الصّلاةُ قبلَ الخطبةِ. فقال: قد تُرِكَ ما هنالِك, فقال أبو سعيدٍ: أمّا هذا فقد قضى ما عليه. سمعتُ رسولَ اللهِ.ص.م. يقول: من رأى منكم منكرا فليغيِّرْهُ بيدهِ, فان لم يستطع فبلسانهِ, فان لم يستطع فبقلبهِ, وذلك أضعفُ الايمانِ.[4]                                                                           
Dari hadits tersebut dapat kita lihat dimana bahwa Abu Sa’id al Khudrii mempunyai murid yang bernama Thariq bin Syihab, Thariq bin Syihab mempunyai murid yang namanya Qois bin Muslim, dan Qois bin Muslim mempunyai murid yang bernama Sufyan dan Syu’bah hingga akhirnya bertemu pada Imam Muslim. Apakah hal ini benar atau salah ? Untuk membuktikan hal itu benar atau salah, maka kita perlu mengetahui bagaimana praktek penelusuran rawi pada kitab rijal. Berikut skema rijal  al hadits dari hadits amar ma’ruf nahi munkar tersebut:
Note: Terlampir
روى عن : Nama rawi yang dikutip periwayatannya (para guru)
روى عنه : nama rawi yang mengutip periwayatannya (para murid)
ذ           : تهذيب التهذيب


Skema Rijalul Hadits Dari Hadits Amar Ma’ruf Nahi Munkar
مراجع
قول النقاد
روى عنه
روى عن
توفى
كنية ولقب
نسب
اسم
رمز
ذ ٣-٢٨١
العجلى : وهو ثقة

اسما عيل بن ا بى خالد,وقيس بن مسلم,ومخا رق الا حمس, وعلقمة بن مر ثد, وسماك بن حر ب, و جماعة                   
عن الخلفاء الاربعة, وبلال, وحذيفة, وخالد بن الوليد, وسعد, وابن مسعود
٨٢
٨٣
٨٤
ابو عبد الله الكو فى
بن عبد شمس بن هلا ل بن سلمة بن عو ف بن جشم البجلى الا حمسى
طارق بن شها ب
١
ذ ٢٧٤: ٥-٢٧٥
على عن يحيى : كان مرجئا, وهو أثبت من أبى قيس
أبو داود : كان مرجئا
الأ عمش, وشعبة, والثورى, ومسعر
طارق بن شهاب, والحسن ابن محمد بن الحنفية, ومجاهد, وعبدالرحمن بن أبى ليلى
١٢٠
ابو عمر والكوفى
بن مسلم الجد لى العدوانى
قيس بن مسلم
٢
ذ ١٦٤: ٣-١٦٩
ابن سعد : كا ن ثقة
العجلى : ثقة     
أيوب, والأعمش, وسعد بن ابراهيم, ومحمد بن جعفر
ابراهيم بن عا مر بن مسعود, و ابرهيم بن محمد المنتشر, واسماعيل بن ابي جالد, و قيس بن مسلم
١٦٠

أبو بسطا م الو اسطى
بن الحجاج بن الورد العتكى الأزدى
شعبة
٣
ذ ٥١٨: ٥-٥١٩
ابن المد ينى : هو أحب إلى من عبد الر حمن فى شعبة
ابن مهدى : كنا نستفيد من كتب غند ر فى حيا ة شعبة, وكا ن وكيع يسميه الصحيح الكتاب
احمد بن حنبل, واسحاق بن راهويه, ويحيى بن معين, وعلى بن المدينى, وأبوموسى
شعبة, وعبدالله بن سعيد ابن أبى هند, وعوف الأعرابى, ومعمر بن راشد
٢٣٦
٢٣١
ابو عبدالله البصر ى المعروف بغند ر, صاحب الكر ابيس
بن جعفر الهذ لي
محمد بن جعفر
٤
ذ ٣٠: ٦-٣١
ك ١٨ :٧١
عبدالله بن أحمد عن ابن معين : ثقة
أبوحاتم : صا لح الحديث, صدوق
أبو زُرْعة, وأبو حاتم, ومحمد بن إسحاق بن خزيمة, مسلم
عبدالله بن إدريس, وأبى معاوية, ومحمد بن عبدالله الانصارى
٢٥٢
٢٥١
٢٥٠
أبو مو سى البصرى
بن عبيد بن قيس بن دينار العنزى
محمد بن المثنى
٥
ذ ٧٢٠: ٢-٧٢٣
على بن المدينى : ما فى أصحا ب الز هر ى أتقن من ابن عيينة
وقا ل العجلى : ثقة
الأعمش, وابن جر يج, وشعبة, ووكيع
الاسود بن قيس, وحميد بن قيس الاعرج, عبد الملك بن عمير, وايوب ابن موسى
١٩٨
١٩٧
ميمون الهلا لى, أبو محمد الكو فى
بن عيينة بن أبى عمران
سفيان
٦
ذ ٧٢٠ :٦-٧٢٢
ابن سعد : ثقة
العجلى : ثقة, صا لح
عبد الرحمن بن مهدى, وأحمد, ويحيى, وإبنا أبى شيبة, وأبو خَيْثَمة
إسماعيل بن أبى خالد, والاعمش, وشعبة, والحميد بن جعفر


٢٠٤
٢٠٣
أبو سفيا ن الكو فى الحا فظ
بن الجراح بن مليح الر ؤاسى
وكيع
٧
ذ ٦٣٦: ٣-٦٣٧
العجلى : ثقة, وكان حافظا للحد يث
أبو حاتم وابنخراش : ثقة

ومسلم, وأبو داود, وابن ماجه, وزكريا السا جى
أبى الأ حوص, وعبد الله بن ادريس, وابن المبارك, ووكيع
٢٣٥
عبدالله بن محمد بن أبى شيبة
ابراهيم بن عثما ن بن خوا ستى العبسى
أبو بكر بن أبي شيبة
٨

 



DAFTAR PUSTAKA
Al Khajjaj, Imam Muslim. 2008. Shahih Muslim. Lebanon: Dat Al-kotob Al-ilmiyah
Al-‘Asqalani, Syihab al-Din Ahmad bin ‘Ali bin Hajar. 1988. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dar al-Fikr
Al-Mizzi. Abu al-Mahasin Syam al-Din Muhammad bin ‘Ali al-Husaini. 1994. Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal. Beirut: Dar al-Fikr
Jumantoro, Totok. 2007. Kamus Ilmu Hadits. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ulama’i, Hasan Asy’ari. 2006. Melacak Hadits Nabi SAW. Semarang: Rasail
Utsman, Fatimah. 2000. Ratu-ratu Hadits. Yokyakarta: Ittaqa Press



No comments:

Post a Comment