Tuesday, September 20, 2016

DESAIN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DESAIN DAN PELAKSANAAN PTK

I.     PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan Kelas memiliki beberapa model atau desain. Sebagai peneliti, kita dapat memilih salah satu dari model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Tidak ada pertimbangan khusus dalam memilih model PTK, hanya saja dalam pemilihan model PTK disarankan memilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh si peneliti
Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh peneliti bisa berupa satu model atau lebih. Peneliti yang menggunakan model lebih dari satu bias anya dilakukan dalam rangka membandingkan antara model satudengan model yang lain serta mencari model yang paling efektif dan efisien dengan hasil yang diharapkan. Ada banyak model PTK yang cukup terkenal diantaranya model yang dikembangkan oleh Ebbut (1985), Kemmis dan Me Taggart (1989), Elliot (1991) dan Mc Kernan (1991).
Namun dalam makalah ini, akan dijelaskan garis besarnya saja yaitu terdapat empat tahapan dalam desain pelaksanaan PTK yang disebut Daur Cylical (Sistem berdaur) yaitu meliputi: membuat perencanaan, melakukan tindakan, melakukan observasi dan melakukan refleksi.

II.     RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimanakah Daur Cylical dalam Pelaksanaan PTK?
B.  Bagaimanakah Prosedur Perencanaan dalam Pelaksanaan  PTK ?
C.  Bagaimana Prosedur Melaksanakan Tindakan dalam PelaksanaanPTK ?


III.     PEMBAHASAN
A.  Daur Cylical dalam Pelaksanaan PTK
PELAKSANAAN
 
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang (Daur Cylical) yang di dalamnya terdapat empat kegiatan utamanya itu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adanya siklusnya dapat digambarkan dengan gambar sebagai berikut :
 















Menurut Syamsul Ma’arif dalam bukunya Guru Profesional : harapan dan Kenyataan, (2011 : 103) PTK merupakan suatu proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Dan proses penelitian tindakan tersebut menggunakan observasi dan wawancara yang bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif.
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keerhasilan dan hambatan dari tidakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, jika PTK-nya tidak dilakukan sendiri) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan atau  menguatkan  hasil. Akan tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu. Dalam menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum puas maka dapat melanjutkan dengan siklus ketiga. [1]
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik disini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah- masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah- kaidah penelitian tindakan.[2]
B.  Prosedur Perencanaan dalam Pelaksanaan  PTK
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang tak terduga sehingga dapat mengurangi atau menegeliminasi resiko. Pengembangan rencana tindakan harus fleksibel agar dapat disesuaikan dengan pengaruh tak terduga dan kendala yang tidak dapat diamati.[3] Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dari pihak yang mengamati proses jalannya tindakan atau biasa disebut kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan yang dilalukan di penelitian kolaborasi ini.
Pada tahap perencanaan tindakan ini, guru perlu melihat kembali analisis awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu kinerja pembelajaran, tindakan apa yang diambil dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana subjektif dan objektif. Dalam merencanakan tindakan guru perlu mempertimbangkan dengan jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi permasalahan yang telah ditemukan di analisis awal. Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik, guru perlu pula mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan dan wajib di taati. Pada tahap perencanaan ini, ha-hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan, yang meliputi perumusan tema, tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lembar evaluasi, persiapan alat-alat pengajaran jenis kegiatan yang akan dilakukan, pihak- pihak yang terlibat, setting kegiatan, dan skenario kegiatan. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas untuk memonitor kegiatna tindakan yang akan dilaksanakan. [4]
Dalam menyusun rancangan tindakan peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk menigkatkan kerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realitas dan dapat dikelola dengan mudah.[5]
Menurut prof. Suhardjono dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas, menjelaskan bahwa secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1.    Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual yang terjadi dilapangan, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajarandan harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
2.    Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan yang akan melatar belakangi PTK.
3.    Merumuskan masalah secara jelas baik dalam bentuk kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan.
4.    Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan :
a.    Kajian teoritik di bidang pembelajaran.
b.    Kajian hasil penelitian yang relevan.
c.    Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan peneliti lain dan sebagainya.
d.   Kajian pendapat dan saran pakar.
e.    Merefleksi pengalaman sendiris sebagai guru.
5.    Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator- indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
6.    Membuat secara rinci rancangan tindakan.[6]

C.  Prosedur Melaksanakan Tindakan dalam Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang disusun. Rancangan atau perencanaan yang disusun tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa diimplementasikam dalam kegiatan atau tindakan nyata. Sebuah rancangan atau rencana akan memberikan petunjuk dalam melaksanakan sesuatu. Pelaksanaan tindakan tanpa rencana, maka tindakan itu tidak akan terarah.
Oleh karena itu, tindakan dalam pelaksanaan PTK akan sangat tergantung pada perencanaan yang disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya, artinya bahwa tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami karena PTK tidak berangkat dari kebutuhan guru untuk meningkatkan kinerjanya.[7]
Beberapa hal yang harus dipahami dalam melaksanakan PTK diantaranya tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru, harus mengikuti etika kerja yang berlaku, dan dimulai dari permasalahan yang sederhana, jelas dan nyata. [8]
Dalam pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Guru juga dapat meminta bantuan guru lain untuk melakukan pengamatan selama guru melakukan tindakan perbaikan. Sebelum peneliti dan guru melaksanakan tindakan, perlu disusun langkah-langkah yang akan diambil agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola yaitu :
a.       Melatih guru untuk memberikan informasi cara melakukan tindakan sesuai dengan rancangan.
b.      Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
c.       Menyusun prosedur pelaksanaan yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
d.      Mempersiapkan contoh-contoh perintah suruhan dan melakukan secara jelas.
e.       Melakukan modifikasi jika dipandang perlu.
f.       Mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya.
g.      Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang dilakukan siswa dalam melakukan tindakan apa yang telah direncanakan.    
Jika semua hal di atas telah dipersiapkan maka skenario tindakan dapat dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan tindakan awal atau “initial act” pada siklus pertama serta akan diikuti dengan langkah selanjutnya yaitu observasi dan refleksi.

IV.     KESIMPULAN
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang (Daur Cylical) yang di dalamnya terdapat empat kegiatan utamanya itu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Menurut prof. Suhardjono dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas, menjelaskan bahwa secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : mengedintifikasi dan menganalisis masalah secara jelas sehingga dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti, menetapkan alasan atau latar belakang  mengapa penelitian itu harus dilakukan, merumuskan masalah secara jelas baik dalam bentuk kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan, menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan, menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator- indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu, serta membuat secara rinci rancangan tindakan.
Beberapa hal yang harus dipahami dalam melaksanakan PTK diantaranya tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru, harus mengikuti etika kerja yang berlaku, dan dimulai dari permasalahan yang sederhana, jelas dan nyata.
langkah-langkah yang akan diambil agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola yaitu : melatih guru untuk memberikan informasi cara melakukan tindakan sesuai dengan rancangan, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, menyusun prosedur pelaksanaan yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan, mempersiapkan contoh-contoh perintah suruhan dan melakukan secara jelas, melakukan modifikasi jika dipandang perlu, mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya, membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang dilakukan siswa dalam melakukan tindakan apa yang telah direncanakan.

V.     PENUTUP
          Segala puji bagi Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang telah mengizinkan hamba-Nya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam sistematika penulisan maupun isinya banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya. Amin.











DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk,. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. BUMI AKSARA,. 2009.
Basrowi, M. dan Suwandi.  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor : Ghalia Indonesia.  2008.
Kusuma, Wijaya, dkk,. Mengenal penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks.  2010.
Mulyasa, E.  Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.  2010.
Saminanto,. Ayo Praktik Penelitia Tindakan Kelas , Semarang : RaSail Media Group. 2010.
Sanjaya, Wina. , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.  2009.


No comments:

Post a Comment