Sunday, May 13, 2012

Media Audiovisual


MEDIA AUDIOVISUAL

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : DR. Fatah Syukur, M.Ag









Disusun Oleh :
Zeni Ngindahul Masruroh   (103111106)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
MEDIA AUDIOVISUAL
     I.     PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang GAPTEK (Gagap Teknologi) sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
      Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.

  II.     RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimana Pengertian Media Audiovisual?
B.   Apa Saja Jenis-Jenis Media Audiovisual?
C.   Bagaimana Karakteristik Media Audiovisual?
D.  Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual?
E.   Bagaimana Cara Pemakaian dan Pembelajaran Media Audiovisual?

III.     PEMBAHASAN
A.       Pengertian Media Audiovisual
Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual.[1]
1.    Media Audio
Media audio merupakan media yang berkaitan dengan media pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain: radio, alat perekam pita magnetik dan laboratorium bahasa.
a.    Radio
Sebagai suatu media radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
1)      Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV
2)      Mudah dipindahkan
3)      Dapat digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali
4)      Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa
5)      Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi atau sastra
6)      Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
a)        Sifat komunikasinya hanya satu arah
b)        Biasanya siarannya disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya
c)        Penjadwalan pembelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
b.    Alat Perekam Pita Suara
Alat perekam pita magnetic atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik ini, yaitu sistem: “Full track recording” dan “double track recording”. Ada beberapa kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan:
1)      Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya
2)      Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume
3)      Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.
4)      Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
Dibandingkan dengan program radio, program kaset mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a)   Daya jangkauannya terbatas
b)   Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.[2]

2.    Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam sepeti: film strip, slides foto, gambar atau lukisan dan cetak. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.[3]
Media visual sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, yang termasuk kelebihan media visual diantaranya:
a.    Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengelipingnya.
b.    Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan
c.    Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik
d.   Media visual memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya
e.    Dapat Dapat menanamkan konsep yang benar
f.     membangkitkan keinginan dan minat baru
g.    Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Adapun kekurangannya antara lain:
a.    Lambat dan kurang praktis
b.    Tidak adanya audio, sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan
c.    Hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita
d.   Biaya produksi cukup mahal.[4]
Penekanan utama dalam pengajaran audiovisual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman konkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka. Pengajaran audiovisual bukan metode mengajar. Materi audiovisual dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Peralatan audiovosual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkret kepada para siswa. Pengajaran audiovisual menambahkan komponen “audio” kepada materi pengajaran visual.[5] Media visual yang menggabungkan penggunaan suara ini memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah saatu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audiovisual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.


B.       Jenis-Jenis Media Audiovisual
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Media ini dibagi ke dalam:
1.    Audiavisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam[6], seperti:
a.    Film bingkai suara (sound slides)
Film bingkai adalah suatu film transparan (transparant) berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari kraton atau plastik. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim, satu program film bingkai suara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-30 menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada yang hanya sepuluh buah, tetapi ada juga yang sampai 160 buah atau lebih.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media pendidikan
1)      Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan  ke seluruh siswa secara serentak
2)      Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu
3)      Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas
4)      Film bingkai berada di bawah kontrol guru
5)      Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu
6)      Penyimpanannya mudah (praktis)
7)      Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera
8)      Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya
9)      Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film
10)  Program dibuat dalam waktu singkat

Kelemahan film bingkai suara adalah:
1)      Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar apabila penyimpanannya kurang baik
2)      Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still)
3)      Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidak gelap makagambar yang diproyeksikan kurang jelas
4)      Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkaijauh lebih mahal biayanya.

b.    Film rangkai suara
Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukurannya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50-75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130, tergantung pada isi film itu.
Sebagai media pendidikan film rangkai mempunyai beberapa kelebihan:
1)      Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
2)      Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai
3)      Ukuran gambar sudah pasti
4)      Penyimpanannya mudah
5)      Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
6)      Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.[7]

2.    Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak.[8] Media audiovisual gerak dapat berupa:
a.     Film
Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audiovisual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang: proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Di antara keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
1)      Film dapat menggambarkan suatu proses
2)      Dapat menimbulakan kesan ruang dan waktu
3)      Penggambarannya bersifat 3 dimensional
4)      Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni
5)      Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya
6)      Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan
7)      Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.

Di samping keuntungan-keuntungan yang dikemukakan di atas, film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
1)      Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien
2)      Audien tidak akan mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat
3)      Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan
4)      Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.[9]

b.    Televisi
Oemar Hamalik mengemukakan: ”Television is an electrinic motion picture with conjoinded or attendent sound both picture and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcast point”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai komentar penyiarnya. Kedua aspek tersebut secara simultan dapat didengar dan dilihat oleh para pemirsa.[10]
Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya cukup mahal, tetapi kemudian pendapat-pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media masa sangat bermanfaat dalam memajukan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audiovisual yang dimiliki televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah memengaruhi penonton dalam hal: sikap, tingkah laku dan pola berfikirnya.[11]
Perihal penggunaan televisi, khususnya disekolah, memang besar sekali manfaatnya, seperti diungkapkan oleh Dr. Oemar Hamalik sebagai berikut:
1)    Televisi bersifat langsung dan nyata
2)   Televisi memperluas tinjauan kelas
3)   Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu
4)   Televisi dapat menunjukkan banyak hal dan segi
5)   Televisi menarik peminat bukan saja anak-anak tetapi juga orag dewasa
6)   Televisi juga mampu memberi bantuan kepada guru
7)   Televisi mampu membawa sumber-sumber yang ada di masyarakat ke dalam kelas
8)   Masyarakat akhirnya mengerti tentang sekolah secara nyata.[12]
Adapun kelemahan-kelemahan televisi sebagai media pengajaran yaitu:
1)    Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah
2)   Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesan sesuai dengan kemampuan individual siswa
3)   Guru tidak memiliki kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individu siswa
4)   Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan
5)   Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru dan siswa, bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.[13]

C.       Karakteristik Media Audiovisual
Teknologi audiovisual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audiovisual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Ciri-ciri utama teknologi audiovisual adalah sebagai berikut:
1.    Mereka biasanya bersifat linear
2.    Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
3.    Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya
4.    Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak
5.    Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
6.    Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.[14]

D.       Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual
Beberapa Kelebihan atau kegunaan media audivisual pembelajaran sama dengan pengajaran audio dan visual yaitu:
1.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2.    Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a.    Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model
b.    Objek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar
c.    Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
d.   Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film ataupun video
e.    Objek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain
f.     Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat disajikan dalam bentuk film
3.    Media audiovisual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.

Pengajaran audio visual juga mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan pengajaran visual yaitu:
1.    Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pegembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai alat bantu guru dalam mengajar
2.    Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah
3.    Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media audiovisual cenderung tetap di tempat.[15]

E.        Cara Pemakaian dan Pembelajaran Media Audiovisual
Setelah alat bantu dipilih, tugas selanjutnya adalah menggunakannya dengan baik. Berikut ini saran-saran untuk dapat menggunakan alat bantu media audiovisual dengan baik.
1.    Bahan yang disajikan dengan alat bantu audiovisual harus mengarahkan langsung pada masalah yang sedang dibicarakan oleh kelompok
2.    Bahan seyogyanya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak menyebabkan terputusnya kelangsungan berfikir
3.    Pimpinan atau seseorang yang ada dalam kelompok sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu dan mempunyai segala sesuatunya dalam keadaan siap dan tersusun rapi.
4.    Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan sesuatu
5.    Partisipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audiovisual digunakan
6.    Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat bantu lebih efektif
7.    Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan
8.    Alat bantu audiovisual sebaiknya digunakan secara berhati-hati dan disimpan dengan baik.[16]

IV.     ANALISIS
Berdasarkan pemaparan diatas terkait dengan media pembelajaran yang mana guru dalam mengajar menggunakan media audiovisual. Media audiovisual adalah media yang menggabungkan dua media yaitu media audio (suara ) dan media visual (gambar). Dengan penggabungan kedua media ini, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, karena selain peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan dalam alat audio, mereka juga melihat langsung tentang apa yang mereka dengar. Misalnya saja tentang pelajaran fiqih bab shalat, mereka bisa melihat langsung bagaimana tata cara shalat yang benar dan juga mendengar langsung bacaan-bacaan yang dibaca ketika rukuk, i’tidal,  sujud dan lain-lain.
Dengan menggunakan media audiovisual kita sebagai guru dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi). Selain itu, kita juga dituntut dapat mengajikan metode-metode atau cara-cara jitu untuk menarik perhatian para siswa agar semangat belajar. Misalnya saja dalam pemilihan desain gambar yang akan kita tampilkan tidak sekedar gambar biasa, tetapi gambar yang dirasa bisa memikat hati peserta didik agar mereka senang melihatnya dan bisa mengingatnya dengan baik. Sehingga pelajaran yang pendidik berikan bisa terealisasikan dalam otak si peserta didik.
 Media audiovisual terdapat dua jenis media yaitu media audiovisual diam dan audiovisual gerak. Dalam penerapan media audiovisual guru harus pandai memilih jenis media audiovisual mana yang baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran saat itu, apakah media audiovisual diam atau media audiovisual gerak. Karena proses pembelajaraan dikatakan berhasil apabila seorang guru mampu menyampaikan pembelajaran dengan baik dan dapat ditangkap oleh peserta didik.

  V.     KESIMPULAN
A.    Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar
B.     Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Media ini di bagi dua yaitu media audiovisual diam dan media audiovisual gerak
C.     Pengajaran melalui audiovisual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar
D.    Beberapa Kelebihan atau kegunaan media audivisual audiovisual yaitu: Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, media audiovisual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
Sedangkan kekurangan media audiovisual yaitu: Terlalu menekankan pentingnya materi, cenderung menggunakan model komunikasi satu arah, tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
E.     Cara menggunakan alat bantu media audiovisual dengan baik adalah bahan harus mengarahkan langsung pada masalah yang sedang dibicarakan oleh kelompok,  disajikan pada waktu yang tepat, mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu audiovisual, dan digunakan secara berhati-hati dan disimpan dengan baik.

VI.     PENUTUP
Demikianlah makalah tentang media audiovisual  ini kami buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah tentang media audiovisual ini banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, PT RajaGrafindo: Jakarta, 2003
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, PT Rinaka Cipta: Jakarta, 2006
Sadiman, Arif S., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: CV. Rajawali, 1986
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail Media Group, 2008
Usman, Basyiruddin dan Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Http:// Robiatulfazriah. Blogspot. Com//2011/05/media-audio-visual. Html diakses pada, senin, 09 April 2012 jam 20.00
Http:// Agung0304492.blogspot.com//2011/06/media-visual.14.html diakses pada, selasa, 08 Mei 2012 jam 15.07


[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan  Zain, Strategi Belajar Mengajar, (PT Rinaka Cipta: Jakarta, 2006), cet. 3, hlm. 124
[2] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), hlm. 52-55
[3] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan  Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 124
[4] http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-visual _14.html diakses pada, selasa, 08 Mei 2012 jam 15.07
[5] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), cet.III, hlm. 58
[6] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 124-125
[7] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, hlm.57-63
[8] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 125
[9] Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 95-98
[10] Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, hlm. 101-102
[11] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 117
[12] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 124-125
[13] Fatah syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), cet. I, hlm.145-146
[14] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (PT RajaGrafindo: Jakarta, 2003), cet.3, hlm. 30-31
[15] Http:// Robiatulfazriah. Blogspot. Com//2011/05/media-audio-visual. Html diakses pada, senin, 09 April 2012 jam 20.00
[16] Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet.III, hlm. 174-175

No comments:

Post a Comment