"Tunggu Aku di Surga"
Hari ini adalah hari yang
menegangkan bagiku.,,
Jam tiga belas alias jam satu
siang nanti aku akan menerima hasil belajarku selama 6 tahun di bangku SD
tercinta ini..,,
Tettt Toottttttt…,!!!!!!
Waow..,,keras sekali…,?!
Bel telah berbunyi.,, pertanda
Q dan kawan-kawanku harus masuk kelas untuk menerima amplop kecil berwarna
putih yang akan menentukan masa
depanku LULUS/TIDAK LULUS (maklumlah
anak SD jadi bloem canggih seperti anak-anak SMP or SMA)..,
Asyiiiikkkkkk…..??!!!!!!!
Teriak Zicyi., namanya sich zicyi,, tapi dia sukanya di panggil zosyi,., biar
gaul katanya.,? Hehehe ana-ana bae..,,
Ada apa zossy..,??? Tanya diana.
Q lulus.,,!!!! Jawab zosyi.
Lho..,, katakana gak boleh
membuka amplop ini di kelas.., kita baru boleh membukanya waktu di rumah..??
Celetuk eka.
Ea sie Q tau.., Tapi Q dah
penasaran bangeeettt. Jawab zosyi lagi,.
Setelah itu kami semuapun nekat membuka amplop kami di dalam kelas..,
Tanpa di komando.,, kami semua
serempak berteriak LULUUUUUUUUUUUSSSSSSSSSS…..,,!!!!!!!!! Kayak regu kur saat
upacara hari senin di lapangan.
hehehee
Saat ini adalah saat-saat yang
membahagiakan bagi kami.,
Kamipun pulang dengan hati yang sangat gembira.
................................................................................
Hari berikutnya Q bersama ayahku pergi ke sebuah
pesantren yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalku.,,
Mobil avansa berwarna silver mengantarkanku sampai depan gerbang yang bertuliskan “Pondok Pesantren
Darussalam” jantungku berdetak tak karuan.,,
sebentar lagi aku akan menempati tempat ini.,,
Aku akan berpisah dengan kedua
orang tuaku dan adik kecilku yang masih berusia 6 tahun.
Assalamualaikum.., salam ayah
di depan pintu rumah bapak kiyai.,,
Waalaikumsalam.., jawab
seorang laki-laki paruh baya dari dalam rumah. Dia adalah kiyai Kamaluddin
pengasuh pondok pesantren putra putri Darussalam.
Oohh.., silahkan masuk pak..,
Kiyai Kamalluddin mempersilahkan kami masuk., dan kamipun masuk kerumah beliau.
Kamipun duduk
tak jauh dari tempat duduk kiyai Kamaluddin. Bapak dan yai Kamal sudah terlibat
dalam diskusi dan diselingi canda tawa. Aku hanya bisa mendengarkan percakapan
beliau.,, (makluuumm masih ingusan..,?! Heee...,). Di sela-sela percakapan itu
bapakku berkata,
Begini pak.., maksut kedatangan saya kemari, saya
ingin menitipkan putri saya supaya dia bisa belajar mengaji da eastern ini.,
atur bapak kepada kiyai Kamaluddin.
Ow.,, kamu mau di pesantren
nduk..,?? Tanya kiyai Kamalluddin padaku.
Iya pak.. Jawabku lirih sambil menundukkan mukaku. (bukannya takut…, tapi takdzim) hehehe
Namamu siapa nduk..?
Nama saya Azza pak.,, Jawabku.
Benar kamu dah siap mau mondok
di sini…?? Tanya beliau lagi.
InsyaAllah pak.., jawabku
lagi.
Setelah itu pak yai kedalam
entah apa yang beliau lakukan tapi sesaat kemudian terdengar suara bel
Teeeeeetttttttttttttt…!!! Dan seorang santri putra pun datang menghampiri beliau.
Entah apa yang beliau katakan
pada santri itu, aku tak bisa mendengarnya dengan jelas. Setelah kang santri tersebut pergi meninggalkan pak
yai.,, sesaat kemudian Terdengar suara bel lagi.,, kali ini tidak hanya satu tapi dua.
Kemudian pakyai menghampiri
kami dan tak lama kemudian ada dua mbk santri
yang menyuguhkan dua minuman kepada kami.., ternyata dua bel tadi adalah bel
yang mengisyaratkan bahwa ada dua tamu yang harus disuguhi minuman.
Assalamualaikum.., salam itu
Terdengar saat pak yai dan bapakku
berbincang-bincang.
Waalaikumsalam.., Masuk
nang.., Ucap pakyai.,
Pria berbadan kecil Berrambut
kriting tapi di tutupi dengan topiah itu mendekat.,
Begini nang.., ini kita
kedatangan tamu dari desa sebelah., dia mau tholabul ilmu di sini., tolong
diurus ea..,? Perintah pak yai kepada pemuda itu.
Innjiiihh bah.., Jawab
laki-laki kriting itu yang tidak lain adalah sekertaris pesantren.
..................
Setelah pendataan selesai
bapak mohon pamit dan mulai hari itu aku sudah resmi mejadi bagian dari pondok
pesantren putra putri Darussalam alias menjadi santri.,, cexcexcex.., “gue jadi santri” hehehe
Setelah ayahku pulang aku
langsung di antar ke kamar di mana kamar itu nantinya akan menjadi tempat aku tidur dan tempat segalanya. Kebetulan tetangga
desaku ada yang nyantri di situ sehingga aku di tempatkan sekamar dengannya.
Dek azZa., ini adalah kamarmu dan
aku., Ucap mbk syanthi padaku. (kayak istrinya Anang ea.,, heee. Tapi yang
ini bukan Asyanthi namanya adalah susanthi tapi biasa di panggil mbk Syanthi. Sedikit
bocoran., orangnya cantik lho..,?!) Heee
Ea mbk.., Jawabku.
Kenalkan ini mbk Nurma., dia
juga satu kamar ma kita.,?! Lanjut mbk Syanthi
memperkenalkan temannya yang memang sejak tadi menunggu kedatanganku ke kamar.
Ea., namaku nurma., kamu bisa memanggilku dengan mbk Nurma
atau mbk Nur saja..,?! Ucap mbk Nurma sambil
menjulurkan tangannya untuk berkenalan.
Nama aku AzZa mbk.., Aqila Zayyinatul Aulia.
lanjutku
Setelah selesai menata baju
kami bergegas untuk melaksanakan shalat dhuhur berjamaah karena adzan dhuhur
telah berkumandang.
Waktu menunjukkan pukul empat
belas alias pukul dua.,, J Lagi-lagi aku mendengar bel berbunyi., kali ini bukan
bel yang kemaren aku dengar tapi suaranya lain lagi. Kalau kemaren suaranya
“Teeeeeeeetttttttt” sekarang “Ngiiiiiiuuuuuuuuu iiiiiuuuuu” kayak mobil
ambulan..?! Hehehe
Ops…,?! Ternnyata itu adalah
bel pertanda kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang santri.,
yaitu sekolah sore or scol diniyah. Gak tau ahh basa gaulnya apa…?! Hehehe
Za., kamu ikut sekolah di kelas aku ea..,? Kebetulan aku baru kelas satu
diniyah..?! Ajak mbk nurma.
Oh ea mbk.,, Tapi apa saja yang harus aku bawa mbk..,? Tanyaku.
Heheee.., kamu bawa buku tulis
saja., kamukan belum punya kitab.,?! Jawab mbk nurma.
Uxey dech mbk.,.?!
Kamipun bergegas berangkat
sekolah diniyah yang letaknya berimpitan dengan aula tempat santri putri
melaksanakan sholat.
Hari ini adalah hari pertama
aku sekolah diniyah., rasa takut dan cemas serta was-was berkecamuk dalam
dadaku. Takut karena belum tau apa-apa., cemas kalau aku tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik karena
baru pertama., was-was jikalau nanti di tinggal mbk nurma karena aku belum
kenal dengan mbk-mbk yang lain.
Sesampai di dalam kelas mbk
nurma melangkahkan kakinya seraya megabit posisi tempat duduk dekat jendela.,
akupun mengkuti langkah mbk nurma.
Suasana kelas menjadi ramai
ketika aku dan mbk nurma sampai di kelas.
Nur.,?! Tanya santri putra
yang duduk sejajar dengan bangku kami.
Nurma..! Getaknya kembali
karena mbk nurma tak mengubris panggilan kang santri terse but.
Apa sie rik..?! Akhirnya mbk nurma Manawa.
Siapa tuu…? Tanya cowok tampan
berkulit putih berbaju putih dan bersarung kotak-kotak itu sambil melirikku.
Siapa..,?
Itu tu sampingmu..?
Ooo.., kenalan sendiri donk.
Malu..,?! Hehehhe
Ea udah..?! Jawab mbk nurma
ketus.
Aku yang merasa menjadi objek
pembicaraan mereka hanya bisa diam.
Sejenak hirup pikuk ramainya
para santri itu di akhiri dengan berdoa bersama sebelum mereka memulai
pelajaran. Memang sie belum banyak yang datang., tapi kalau nunggu yang lain
ntar malah kedahuluan ustadznya..,?! L
Kalamun qodimulaa yumaluu
sama’uhuuu tanazza ha’an qoulin wa fi’lin waniati., bihi astahgfiminkullida in
wa nuruhuu dalilun liqolbi in dhajahli wa khairati. Fayarobbi bima ti’ni
bisirri khurufihi wa nawwir bihi qolbi wa sam‘I wa muqlati….,,
Aku hanya bisa diam dan mendengarkan karena baru per tama kali aku mendengar doa itu.
Selesai berdo’a., meraka
kembali sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang hafalan., nadhoman.,
ngosip., curhat dan segala macam.
Satu santri putra masuk dengan
mententeng kitab di tangannya. Dia kaget ketika melihat aku yang duduk tidak
jauh dari tempat ia duduk. Dia terus memandangi aku., aku diam seribu bahasa
dan pura-pura tidak tau kalau dia memandangku.
Hiruk pikuk ramai itupun
seketika berhenti serentak tanpa di komando (diaaammm graakk…!!!, kayak upacara
bendera saja., hehehe J), setelah seorang santri dewasa masuk kelas.
Ops..,!! Ternyata dia ustadz. Pelajaranpun di mulai., tapi cowok yang tadi mandangin aku
belum melepas pandangannya dariku.
Gus Ali..?! Tiba-tiba ustadz
memanggil seseorang.
Iii iiaa ustadz..?? Jawab
cowok itu terbata-bata.
Semua santri memandang ke
arahnya termasuk aku.
Sedang melihat apa Gus..??
Tanya ustadz kepada cowok itu lagi.
Eee..,, anuu ustadz..?
Apaaa….??
Nggaaakk...,, Nggak liat apa-apa.
Dan saat itu pula semua santri
tertawa berbahak-bahak sambil melihatku dan gus Ali (jadi nama dia adalah gus
Ali., dia keponakan pak kiyai rumahnya tepat di samping rumah pak yai) tanpa
ada satu santripun yang tidak tertawa kecuali aku. Karena aku malu., mukaku
memerah, dadaku panas dan deg-degan.
Entah orang lain tahu apa tidak dengan apa yang aku alami.
Sore itu pelajaran usai jam
empat., kami semua pulang kekamar kami masing-masing lalu bergegas melaksanakan
shalat ashar berjamaah,. Karena setelah itu masih ada banyak rangkaian kewajiban kita sebagai seorang santri.
Pagi harinya aku berangkat
sekolah formal yang memang milik yayasan pontren. Aku seneng karena aku sudah
punya teman satu angkatan yang kebetulan kamarnya tepat di depan kamarku.
Namanya Liana., dia baik bangeett.,, semalam aku di kenalkan oleh mbk nurma
pada liana karena liana yang lebih dulu masuk pontren.
Waktunya istirahat., Lin.,
kita pulang ke pondok aja yuck..??
Ajakku pada liana.
Ntar aja lah say.., lw dah jam
istirahat kedua sekalian jamaah dhuhur. Jawab liana.
Uxey dech..?! Kalo gitu kita
keluar yuck..??
Yukk..,
Belum sempat kita melangkah.,
kita berdua kaget karena ada gus ali dan teman-temannya menghampiri kami.
Namamu AzZa..? Tanya gus ali padaku.
Iii iiiiaa gus..?? Jawabku
sambil berbata-bata.
Kenapa..?
Kenapa apanya gus..?
Kok jawabnya terbata-bata..,?
Heee gak apa-apa gus.., ada
apa ea gus..?
Oh gak ada apa-apa., cuma mau
lihat kamu.
Kayak artis saja gus..?
Iya., kamu memang bagai artis
dalam Hidupku yang mampu membuatku
terpana.
Heee., gus ali ada-ada aja..,?! Seluruh badanku terasa panas karena ucapan gus Ali,
tapi setenang mungkin aku berusaha mengyembunyikannya agar gus ali gak tau apa
yang aku alami.
Kamu tahu namaku..?
Lho., kemarenkan ustadz
memanggil sampean dengan nama itu..,
Oh iya ea..,? Lupa..?! Heee
Setelah perkenalan itu kami berbincang-bincang
sebentar dan tak terasa Teeeetttt
teeetttttt……….!!!!!! Bel berbunyi pertanda sudah harus masuk kelas.
Ea udah., aku ke kelas dulu
ea..?
Ea gus.. Jawabku
Yaahhh gak jadi keluar dech.,?! Malah kenalan., gue di cuekin lagi..,?! Celetuk
liana ketus.?!
Iya ea.., maaf.,?? rintihku
Gak pa-pa., hehhehe. Cieeee…..
Yang di taksir gus..??
Apa sich..?? Jawabku malu.
..............................................
Tak terasa aku sudah hampir
setengah tahun berada di pesantren. Aku merasa dunia pesantren memang
benar-benar sudah masuk dalam jiwa dan ragaku.
Zaa., dapet salam dari riki., ujar mbk nurma tiba-tiba.
Haaa.,?? Jawabku sambil
bengong.
Biasa aja kaleeee..,!! Semprot
mbk nurma.
Bukannya gitu mbk., cuma aku
bingung aja.
Bingung kenapa.,? Hazoo
jangan-jangan kamu juga naksir ma dia ea.,?
Nggak sich mbk., gini ea mbk.
Setahuku dia kan masih SD kelas 6 kok berani ngirim salam buat
aku yang lebih dewasa daripada dia. Jawabku sambil memperagakan kedua tanganku mengikuti alur bicaraku.
Hemm.., kamu salah Zaa. Dia seumuran ma kamu kok.,?! Jelas mbk nurma membela.
Yang bener aja mbk., gimana ceritanya..,?? Sahutku tak mau kalah.
Gini nie ceritanya. Dulu si
riki itu sekolah di MI., tapi orang tuanya gak setuju ea udah saat kelas dua
dia di pindah ke SD dan terpaksa harus mengulang. Ujar mbk nurma.
Ooo., ooo.., jawabku sambil
manggut-manggut.
Azow kita berangkat sekolah
sore., ntar letat malah kena hukuman. Ajak mbak nurma.
Azow..,?!
Kami berduapun langsung
bergegas keluar kamar menuju ke kelas tercinta yang sudah banyak santri-santri
menunggu dan seperti biasa mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
(kebanyakan sie ngerumpi.,, hehehe).
Kala itu adalah kala pertama
aku melihat gus ali datang sebelum aku datang. Biasanya gus ali selalu datang
sesudah aku datang. Seperti biasa dia duduk bertepatan dengan tempat aku duduk,
tetapi bedanya kalau kemarin-kemarin duduknya agak jauh dariku., sekarang ini
lebih dekat. Hatiku deg-degan tak
karuan., tapi aku berusaha menutupi semua itu dengan bersikap cuek dan
biasa-biasa saja.
Zaa., ?! panggil gus ali.
Aku diam pura-pura tak
mendengar panggilan gus ali. Gus ali berualang-ulang memanggilku tapi aku tetap
saja diam. Akhirnya mbk nurma mencubitku karena geram dengan aku yang dari tadi
tidak mendengarkan panggilan gus ali.
Auuuuuuu…?!!! Aku refleks dari
cubitan mbk nurma. Seketika itu, semua santri terdiam dan langsung memandang ketempat dudukku. Tetapi sesaat kemudian mereka
kembali dengan aktifitasnya. Mukaku merah padam
malu dan merasa bersalah karena telah
mengganggu mereka. Mbak nurma yang melihat ekspresiku menertawakanku.
Sampean sie mbak.., akukan
jadi reflek..?! Sentakku pelan.
Abis aku gemes ma kamu., dari
tadi gus ali tu manggilin kamu tapi kamu diam saja pura-pura gak dengar..?!
Sentak mbk nurma tak mau kalah. Tapi aku balas dengan senyum kecil.
Di tengah riuk pikuk ramainya
para santri gus ali kembali memangilku, kali ini aku menoleh karena takut di
cubit mbk nurma lagi (bukan takut di cubit sie..,, tapi takut akibatnya.
hehehe).
Ada apa gus.,? Jawabku kethus.
Jangan kethus donx., aku minta
maaf soal tadi ea..,?
Yang mana.,?
Tadi., pas arek-arek alias
anak-anak pada ngliatin kamu.
Sampeankan gak salah., kenapa
minta maaf..,?
Ea kan gara-gara aku manggilin
kamu trus kamu di cubit ma nurma dan akhirnya kamu jadi berteriak.,?!
Itukan salahku., karena aku berteriak. Coba kalau aku nggak teriak pasti mereka tidak akan
terganggu.
Oh ea., bukan itu yang mau aku
bahas.
Aku hanya melihat gus ali dan
tak berkomentar apa-apa.
Sebentar lagi kan aku mau
ujian., aku mau minta do’a ma kamu moga ujian bisa berjalan dengan lancar
lanjutnya. (sebenarnya gus ali adalah kakak kelas aku di sekolah pagi dan dia
sudah kelas tiga).
Kok mintanya sama aku gus.,?
Kamu tau gak., siapa cewek
yang ada di fotho ini..,? Ucap gus ali sambil memperlihatkan fotho yang ia bawa
ke arahku. Aku hanya bergeleng.
Coba kamu lihat.,, fotho itu
semakin dekat dengan tempat dudukku. Setelah aku perhatikan aku sedikit kaget
karena orang yang di fotho itu sedikit mirip denganku.
Ini adalah fotho sahabat aku.
Dia yang selalu ngasih surpot ke aku sewaktu aku down. Tapi sekarang dia sudah
tiada, dia tidak akan kembali karena Allah telah
memanggilnya kembali padaNya.
Mendengar cerita gus ali aku
jadi pengen tahu lebih lanjut tentang cewek yang mirip denganku itu.
Dia siapanya sampean gus.,? Dengan keberanian
yang ekstra aku bertanya
seperti itu.
Gus ali senyum kecil sambil
melihat fotho itu., Dia sahabat terbaikku. Setelah berkata seperti itu dia kembali melihatku. Dalam hatiku berkata apakah gus ali
baik padaku karena aku mirip pada sahabatnya dan dia gak benar-benar baik
padaku. Subhanallah.,, kenapa aku su’udzon..??!!.
Heyyy..?! Sentak gus ali
Aku gelagapan bukan kepalang
Setelah bangun dari lamunanku.
Kok malah ngelamun..? Aku
sudah di sini jangan di lamunin. Canda gus ali.
Siapa juga yang ngelamunin sampean., PD banget. Jawabku kethus.
Selama aku ngobrol dengan gus Ali ternyata dari tadi aku ngobrol dengan gus ali ada dua mata yang menatap kami dengan
pandangan yang tak enak. Riki.,
sepertinya dia tak suka. Sesaat kemudian dia menggederkan meja dan pergi
meninggalkan kelas. Arek-arek pun juga sudah banyak yang
meninggalkan kelas karena ternyata ustadz Fauzan tidak dapat hadir karena ada kepentingan lain yang tidak bisa di tinggalkan.
Zaa., ayo pulang.,? Ajak mbk nurma sambil menyenggolku.
Oh azow mbk.,
Kami berduapun pergi
meninggalkan gus ali dan ruang kelas.
Malamnya setelah usai kegiatan
aku teringat fotho dan kata-kata gus ali. Perasaan yang tadi muncul kembali.,
perasaan su’udzon. Apa mungkin gus ali baik denganku karena aku mirip dengan
sahabat karibnya.,? Astagfirullahal ’adzim., aku terbangun dari lamunanku dan
segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat 2 rekaat. Dalam shalatku aku berdoa pada Allah agar
dihindarkan dari sifat-sifat jelek termasuk su’udzon. Dan setelah selesai
shalat aku mengambil al Qur’an., aku baca al Qur’an untuk penenang hatiku yang
telah gundah agar kembali kejalan Allah.
Pagi harinya aku berangkat
sekolah dengan hati yang tenang, aku dan teman-temanku mendengarkan pelajaran dengan seksama.
Teeeetttt….!!! Teeeetttt…!!
Bel berbunyi tandanya jam
belajar pada jam per tama telah usai.,
Zaa., kamu mau ke kantin apa mau pulang kepondok.,? Tanya liana.
Kamu mau kemana.,?
Nie bocah di tanya malah balik
nanya.,?! Aku mau ke kantin coz laper.., heee
Bukannya tadi dah makan..,?!
Udah laper lagi say..??!! J ikut ja yuck..?? Ajak liana.
Gak ahh aku masih kenyang aku
di kelas aja. Tolakku pada ajakan liana.
Uxey.,, duluan ea say dah
laper banget nie..,
Huuu..,?!
Sebelum liana meninggalkanku
kami berdua sempat tertawa bersama dan akhirnyapun liana menghilang di balik
pintu kelas.
Assalamualikum., sapa seorang
laki-laki kepadaku.
Wa’alaikumsalam., jawabku. Aku
benar-benar kaget ternyata yang mengucapkan salam bukan lain adalah gus ali.
Entah datang darimana tiba-tiba gus ali sudah berada di depanku saat aku tengah
asyik membaca buku.
Zaa., kamu tahu gak kenapa kemaren aku liatin fotho temenku ke kamu. Tanpa bosa basi Gus ali memulai pembicaraan.
Aku menggelengkan kepala
sebagai tanda aku tak tau apa maksud gus ali.
Gus ali tersenyum dan duduk di
bangku yang ada di sebelahku.
per tama kali aku liat kamu
aku benar-benar kaget., aku kira kamu adalah temanku. Tapi ternyata orang lain
yang mirip dengannya. Jujur aku seneng aku bisa kenal denganmu., kau
benar-benar membuat aku tersihir. Cerita gus ali.
Maaf gus aku bukan penyihir.,?! Candaku.
Kamu nie ada-ada aja zaa?
Gus Ali kan yang ngajak bercanda.., jawabku sambil
tersenyem kecil
Iya sie.,, hehehee
Gus Ali gak belajar..,??
Belajar.,, males ahh..,?!
Bukannya sebentar lagi mau ujian..??
Iya sie.,, tapi tau sendirikan aku kyak apa.
Kenapa tak mencoba memperbaiki ndiri gus..?? maaf gus
lw aku lancang. Ucapku pada gus Ali sembari menundukkan kepalaku.
Heheheee..,, gus Ali menertawakanku.
Ea udah ea zaa., aku pergi dulu. Tanpa persetujuanku
gus Ali pergi begtu saja meninggalkanku.
Sore itu kita tidak ada
kegiatan apa-apa karena hari jum’at. Aku dan liana pergi ke sawah untuk melihat
kesuburan dan keindahan pemandangan gunung merapi dan merbabu yang tampak dari
kejauhan. Padi yang hijau serta angin sepoi-sepoi mengeringi langkah kami.
Mau jalan-jalan juga mbk.,?
Terdengar suara kang santri yang menyapa kami. Suara itu sepertinya tak asing
bagi telinga kami.
Eehhh kang riki., iya nie kita
mau jalan-jalan menikmati suasana yang sejuk ini.,?! Sampean sendiri mau
kemana..,? Jawab liana.
Ini mau ke gubug., kebetulan
temen-temen dah pada di sana.
Ooo., ea udah kang kita mau ke
sana dulu ea.,? Ucap liana sambil menunjuk ke gubug kecil tak jauh dari sungai.
Biasanya gubug ini biasa di buat tongkrongan mbk-mbk., kalau kang-kang
tongkrongannya di gubugnya abah yai. Suasananya lebih indah dari pada
tongkrongan mbk-mbk., gubugnya mbk-mbk hanya bisa buat ngiliat pemandangan dan
keindahan sawah serta gunung karena gubug itu milik orang kampung. Tapi gubug
yang di tempati kang-kang selain dapat melihat pemandangan, mereka juga bisa
menikmatinya sambil makan buah atau memetik buah. Karena di kebun abah yai di
tanami buah-buahan oleh kang-kang. Biasanya kalo pas hari minggu pagi giliran
mbk-mbk yang memetik buahnya. Sebagian untuk mbk-mbk sendiri dan sebagian untuk
ndalem. Tapi metiknya juga gak boleh banyak-banyak sekiranya saja.
Lin., pulang yuck dah hampir
magrib.,? Ajakku.
Azow., tapi bentar lagi ea
biar kng-kang lewat dulu., hehehe
Hemmm.,?! Kebiasaan buruk
selalu di pupuk.,?!
Sekali-kali cuci mata.,
mumpung cuma kita berdua yang di sini.
Ntar lw mpe magrib belum
lewat-lewat gimana.,? Bisa kena takzir kita.
Tenang aja dech kamu., gak
bakalan mpe magrib ox.
terserah kamu dech.
Ehm.,?! Terdengar suara
seorang laki-laki dari belakan kami. Kami terkejut bukan kepalang bukan karena
dehemannya tapi yang dehem. Jam segini kok masih disini Lin, Zaa.,? Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah lurah pondok pesantren
dimana kita menimba ilmu.
Anuu eee..,, ucap liana
terbata-bata. Cowok berbadan tegap tinggi bak abri itu terus memandangi kami.
Anuu apa.,? Ini kan dah hampir
magrib dan kalian harus sudah pulang.
Iya ustadz., ini juga dah mau
pulang. Jawabku sekenanya. Selain lurah pondok dia juga ustadz lho.,?! Kita
berdua langsung pergi meninggalkan gubuk dan pak ustadz yang masih berdiri
tegap di tempatnya.
Hatiku berdebar tak
karuan dan badanku panas dingin karena teguran yang tadi dilontarkan pak
lurah.,, pikirankupun ikut melayang jangan-jangan nanti aku kena takzir karena
ulahku dan liana. Lin, apa kamu gak takut..,?? tanyaku sambil berjalan.
Takut apa zen..,?? jawab
liana
Ihh kamu ini..,,,, lupa
ea kalo yang negur tadi orang nomor satu di pesantren ini..,?! jawabku ketus.
Ea gak lupa atu
neeenngg..,,, lagian ngapain dipikirin dalem-dalem sie. Kan setiap manusia
punya salah dan dosa..,?!
Iya..,, tapikan...,,,
Ssstttt......!!! jangan brisik kita dah nyampe pondok.
Iya iya..,?! jawabku
sambil meninggalkan liana menuju tempat wudhu
................................................................
Pagi harinya seperti
biasa Aku dan Liana berangkat sekolah bersama., Tiba-tiba dari belakang
terdengar suara yang mengagetkan kami berdua.
AzZaaa....,,!!!!
Kami berdua serempak menoleh kesuber usia.,,
ternyata yang teriak barusan adalah Aziz teman sekelas kami.
Aziiiizzz....!!! semprot
Liana balik.
Biasa ja kalii..,,,?!
Semprot Aziz tak mau kalah dengan Liana.
Ada apa sie Ziz,
pagi-pagi kok dah teriak-teriak. Ntar lw denger pak Yai bisa berabe lho..,?!
ucapku menengahi mereka berdua. Memang mereka berdua ibarat tikus ma kucing.
Xixixii
Nie dapet titipan dari
my best plend..,?! jawab Aziz sambil menyodorkan sebuah kertas kecil yang
dibalut amplop kecil sehingga mempercantik penampilannya.
Apa itu..,?? tanyaku.
Gak tau tu apa isinya.,,
yang penting diambil saja.
Lin., gimana..???
tanyaku pada Liana
Ambil aja Zaa.., jawab
liana
Tapiii....,,,,,,
Gak usah tapi-tapi..,?!
seketika itu juga Liana mengambil kertas itu dari tangan Aziz.
Kami duluan ea Ziz..,?!
teriak Liana sambil menggeret tanganku meninggalkan Aziz yang masih termangu
dengan tindakan Liana.
Sesampai dikelas kami
duduk dibangku kami masing-masing.
Nie..,, sesampai dikelas
Liana menyodorkan kertas tak berdoa itu padaku.
Kau sie gak sopan Lin.,, brontakku sambil nerima kertas
berwarna pink dari tangan Liana.
Abis amu.,, apa susahnya
sie tinggal ngambil. Lw lama-lama ntar ketahuan pak lurah or pak yai gimana..??
kamu mau..??? sentak Liana
Ea gak mu sie.,, kalo
ketahuan beliau bukan Cuma satu kasus tapi dua kasus sekalian. Jawabku
membenarkan ucapan Liana.
Tu pinteerrr....?!
Lin.,,
Iya da pa..,??
Aku kok agak lemes
ea.,?!
Knapa..,?? masalah
kemaren sore..???
Nggak sie.,,
Trus apa say..,??
Gus Ali..,,
Ada apa dengan gus
Ali..,?? kamu suka ma gus ali..,??
Aku hanya menanggapinya
dengan senyuman.
Hayooo....,,, ketahuan
kamu.,?! kenapa kamu gak ngomong langsung..,??
Ogahlah Lin.,, pean kan
tau ndiri gimana gus Ali. Walau dia gus tapi kelakuannya....
Udah gak usah diteruskan
aku juga tau kok..?! Serobot Liana.
Aku juga gak pengen
ganggu dia Lin.,, bentar lagi dia kan mau ujian.
Ow ea say.,, aku baru
inget. Denger-denger setelah ujian gus Ali disuruh pak yai tuk nyantri di
Banyuwangi.
Oh ea..,??? jawabku tak
yakin
Denger-denger sie gitu
say.,, tapi gak tau gus Alinya mau apa nggak.
Aku hanya
manggut-manggut antara percaya dan tidak. Apa bener Gus Ali akan nyantri.,
padahal gus Ali walau seorang gus dia kan preman sekolah.
....................................................................
Tak terasa hari yang
menegangkan telah dilalui gus Ali, ujian nasional. Selama UN dan setelah UN aku
tak pernah melihat gus Ali, padahal sebelumnya dia selalu muncul atau hanya
sekedar melintas. Pikiran tak enakpun muncul dalam hatiku, entah perasaan apa
yang sedang aku rasakan. Apakah ini yang dinamakan rindu..?? atau hanya
sekedar emosi sesaat..,??
Say dah bel sekolah
diniyah tu.,, sekolah yuck..,?! ajak Liana.
Saaayyyyyyy...,,!!!!!!!
Bentak Liana yang akhirnya membuyarkan lamunanku.
Ada apa sie Lin kok
teriak-teriak..,?
Hemmmm..,, lha wong pean
di aja baik-baik juga gak denger ox, malah ngelamun. Hayoo nglamunin capa..,???
gus Ali atau yang ngasih surat waktu itu..,??
Suraatt..,??? tanyaku
Iya.,, surat yang waktu
itu Aziz kasih kesampean. Gini nie punya temen banyak fans nya lupa ma temen.
Hehehee..,, gak tau eix
Lin suratnya dimana. Jawabku
Ea udah ntar dibahas
lagi.,, cepet berwudhu terus sekolah diniah dech. Ayok..,?! ajak Liana.
siapP bosS...,!!!!
jawabku dengan meninggalkan Liana menuju tempat wudhu.
Selesai berwudhu aku
langsung mengambil jilbab, sambil bergurau aku dan Liana menuju kefasl
tercinta. Betapa kagetnya diriku melihat sesosok mata yang tak asing lagi bagiku
dengan tajamnya melihat diriku yang amburadul. Seketika akupun malu dan
langsung menundukkan kepalaku. Hatiku pun deg-degan tak karuan antara malu dan
senang karena kini aku melihat orang yang aku rindu ada satu kelas denganku.
Dengan khidmad kami sekelas
bedoa.,,,
Teeeetttt........!!!!!!!!
suara bel itu bener-bener mengagetkan kami.
Tak lama kemudian datang
kang-kang piket ke kelas kami.
Assalamualaikum.,, salam
kang santri.
Waalaikumsalam.., jawab
kami serempak.
Kang santri masuk ke lokal kami dan mendekat ke gus Ali.
Maaf gus sampean
ditimbali romo yai..,?! atur kang santri pada gus Ali, gak begitu keras sie
tapi seisi kelas mungkin pada mendengarnya.
Pakde manggil aku
kang...?? jawab gus Ali meyakinkan.
Iya gus..,,
Tanpa berkata apa-apa
gus Ali langsung pergi meninggalkan kelas.
Selang sekitar dua puluh
menit gus Ali kembali ke kelas dengan mata yang memerah seperti mau menangis.
Kebetulan hari itu ustadz tidak hadir dan arek-arek yang lain juga dah pada
pergi meninggalkan kelas. Mungkin cuma ada beberapa santri yang masih disitu
termasuk aku dan Liana.
Gus Ali kembali duduk di
kursinya terlihat menahan nafas yang sesak. Aku melihatnya walau sesekali.
Sebenarnya banyak pertanyaan yang ada dalam hatiku untuk gus Ali. Tapi apa
dayaku, aku hanya bisa dam dan pura-pura tak tau.
Zaa.., nanti jangan
pulang dulu..?! ucap gus Ali
Seketika aku kaget dan
memberanikan diri menjawabnya. Ada apa gus..,??
Nanti aku ceritakan tapi
setelah pulang sekolah.
Lin.., tanyaku pada
Liana.
Gak pa-pa say..?! Liana
tau maksutku kalo aku minta dia menemaniku.
Iya gus..,?! jawabku pada gus Ali.
Karena sudah jam 3.,
para santripun meninggalkan kelas tingga aku, Liana dan Gus Ali. Gus Alipun
tidak menolak Liana menjadi saksi kita berdua. Karena gus Ali yakin Liana bisa
dipercaya.
Zaa.,, tadi pakde
memanggilku. Beliau menyuruhku tuk nyantri di Banyuwangi dan mungkin minggu
depan berangkat bareng neng Alim (neng alim adalah putri romo yai kebetulan
satu kelas dengan gus Ali).
Duerrrrr..,?! hatiku
seakan-akan tersambar petir karena baru saja ketemu sudah akan ditinggal lagi
tuk waktu yang tak sebentar. Tapi aku berusha tenang didepan gus Ali karena aku
merasa aku bukan siapa-siapa gus Ali.
Itu malah bagus gus.,?!
jawabku datar.
Terus bagaimana
denganmu..,???
Aku gus.,, emangnya ada
apa denganku..,?? aku kan masih tetap disini gus.
Zaa.,, apa selama ini
kita tidak jumpa kau tak merasakan kangen sedikitpun padaku..,??
Gus.., niat romo yai
bagus. Beliau ingin yang terbaik buat sampean. Jawabku mengalihkan pembicaraan
Apa cintaku hanya bertepuk
sebelah tangan zaa..,???
Aku hanya diam..,,
Zaa.,, aku benar-benar
suka ma kamu sejak pertama kali bertemu. Aku tak bisa menghilangkan
bayang-bayangmu di hatiku.
Gus.,, yakinlah setiap
niat yang baik pasti akan membuahkan hasil yang baik pula.
Aku tau maksut bicaramu
zaa.,, aku akan turuti kata romo yai..,?!
Aku mendukungmu gus..,?!
Gus Ali hanya
manggut-manggut dengan muka tetap tertekuk. Aku tau arah pembicaraan gus Ali,
tapi tak mungkin aku balas cinta gus Ali walo aku juga suka padanya. Aku takut
aku akan menjadi beban buat dia dan menjadikannya tidak betah dipesantren yang
sebentar lagi akan menjadi tempat tinggalnya.
Lin,, ayo pulang.,?!
ajakku kemudian pada Liana.
Walo aku jauh, aku akan
tetap mencintaimu Zaa.,?! langkahku terhenti mendengar pernyataan gus ali. Kau
adalah impian dan masa depanku, aku tak tau seberapa besar cintaku padamu yang
aku tau Allah menitipkan rasa cinta ini padaku. Lanjut gus Ali
Zaa..,?! ucap Liana
Aku hanya menganggukkan
kepala.
Kami berduapun
meninggalkan gus Ali yang masih termenung di tempat duduknya. Aku tak berani
menatap gus Ali, aku takut kalo airmataku tumpah di depan gus Ali.
.....................................................................................
Akhirnya
gus ali setuju tuk nyantri di Banyuwangi, dan hari ini juga dia akan berangkat
bersama abah yai dan putri beliau. Berat rasa hati ini ditinggalkan gus ali,
tapi siapa aku.,? hatiku berkecamuk, aku tak kuasa menahannya, akhirnya aku
putuskan pergi ke belakang pondok tuk menenangkan hatiku.
Zaa..,
Zaaa.,, Zaaaa...!!!!
Kamu
lin, ada apa.,? kurang kenceng tau.,?!
Abis
kamu di panggil gak nyaut-nyaut sie, nglamun aja bawaannya.
Aku
galau lin,.
Mikirin
Gus ali.,?
Aku hanya bisa
menganggukkan kepalaku.
Lw kamu cinta ma gus
ali, ngomong donk Zaa ma gus ali. Jangan kamu pendem sendiri, kasian gus ali.
Gus ali tu bener-bener suka ma kamu, masak iya kamu tega membuat dia pergi
dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.,?!
Aku takut lw aku
membalas cintanya, nanti dia gak betah di pondok lin., aku gak bisa Lin.
Tapi Zaa..,
Nggak Liiinn.,, aku
tetap pada pendirianku.
Kamu egois Zaa..,!!
sentak liana.
Liana pergi
meninggalkanku yang tak kuasa menahan airmata. aku bingung aku harus bagaimana,
akhirnya kuputuskan tuk mengambil air wudlu agar diriku bisa lebih tenang. Setelah
berwudlu aku shlalat 2 rekaat dan berdoa pada Allah agar diberi jalan yang
baik, jika dia jodohku pasti dia akan menjadi milikku.
Mbak AzZaa.,,?!
Panggilan dek Feby (adik
dari gus ali) membuyarkan doaku. Iya dek.,
Nie., tangan dek Feby
menyodorkan kertas putih yang dilipat rapi padaku.
Ini apa dek.,?
Itu dari mas ali mbak,
katanya suruh ngasihin mbak AzZa. Kata mas ali mbak ditunggu ditempatnya bulek.
Ooo iya dek bilangin mas
ali ea lw mbak AzZa gak bisa ketempat bulek.
Uxey mbak..,?! feby
pulang dulu ea..,
Iya dek.,
Berlahan-lahan aku buka
kertas yang tadi diberikan dek feby padaku. Entah kenapa tanganku gemetar dan
hatiku berdetak kencang. Aku membaca surat itu dalam hati,
Teruntuk pujaan hatiku
Aqila Zayyinatul Aulia
Assalamualaikum,
Aku tau
Zaa, kamu pasti gak mau ketempat bulek tuk itu aku menulis surat ini untukmu.
Ketulutasan cintaku tak kan pernah hilang untukmu Zaa,, Aku akan selalu menjaga
hati dan cinta yang telah Allah titipkan untukku kepadamu. Suatu saat aku pasti
akan mendapatkan jawaban atas kebisuanmu. Aku yakin kau juga punya perasaan
yang sama denganku.
Wassalamualaikum
wr.wb
Yang selalu mencintaimu
Ali Mahfud
Aku tak tau harus
berkata apa, dadaku sesak dan mulutku terkunci. Terdengar suara gaduh di depan
pondok. Segera aku melipat mukena yang masih aku kenakan dan menuju kesumber
suara.
Ada apa mbak.,?
Gus ali cakep bener mbak
pake kemeja kotak-kotak n celana jin.
Jawab mbak Aris salah seorang santri yang ikut berkrumun.
Aku hanya tersenyum
mendengar ucapannya.
Oh ea mbak, kayaknya gus
ali bener-bener mau mondok di banyuwangi lho. Soalnya kita tadi ngliat gus ali
masukin pakeannya ke bagasi.
Bagus donk mbak.,,
berarti gus ali udah dapet hidayah dari Allah..?!
Ea udah masuk yuk.,?! ajakku pada
santri-santri yang masih CCP (Curi-Curi pandang) di depan pondok. (bukannya
cemburu nie, tapi gak enak aja ma abah).
Ntar ahh mbak, sayang
kan.,?! hehee
Iya udah lw gitu,,, mbak
masuk dulu ea.
Uxey mbak. Eh mbak.,?!
lanjut mbak Aris menghentikan langkahku dan dia mendekat padaku.
Mbak gak mau liat gus
ali tuk terakhir kalinya.,?
Nanti kan gus ali juga
balik lagi mbak.,
Iya sie., tapi apa
sampean gak kasian ma gus ali yang begitu mencintaimu mbak.,?
Allah menitipkan cinta
itu dihati mbak, tinggal bagaimana kita memeliharanya. Apakah kita akan mengungkapkannya
karena Allah atau karena hawa nafsu.
Mbaaakkkk..,?!
Aku hanya tersenyum dan
pergi meninggalkan mbak Aris.
Masih pada pendirianmu
Zaa..,? tanya Liana sesampai aku masuk kamar
Aku menganggukkan kepala
membenarkan ucapan liana dan menyodorkan surat dari gus ali pada Liana. Aku tau
Lin, lw aku jujur sekarang pada gus Ali berarti aku hanya akan menuruti hawa
nafsu. Aku akan menunggunya apakah dia sanggup mempertahankan cinta yang Allah
titipkan padanya atau tidak.,?!
Aku percaya padamu
Zaa.,, kau pasti tau yang terbaik.
Makasih Liiinn.,
Dan gus ali pun
benar-benar pergi, aku hanya bisa melihatnya dari pondok atas. Airmataku
meleleh tak tertahankan, mulutku bertasbih mengagungkan kebesaran Allah. Dalam
hatiku terucap “tiada cinta setulus cintamu, tetaplah bertahan gus aku kan
menunggumu”
.......................................................................................
to be continue................
Akankah Gus ali kembali untuk meraih cinta AzZa lagi..,??? Ataukah Gus Ali akan kembali membawa cinta yang baru dari pesantren barunya.,??
Tunggu kisah selanjutnya.,,.?! :-)
ZenMa SyaFta
No comments:
Post a Comment