BERITA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Jurnalistik
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI
Disusun Oleh:
Wulan Agustina (103111105)
Zeni Ngindahul
Masruroh (103111106)
Elly Lutfiyah (103111111)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
BERITA
I.
PENDAHULUAN
Berita
merupakan nyawa dari media massa. Keberadaan media massa, baik pada awal
kelahirannya, masa perkembangannya, maupun sampai di era kejayaannya sekarang
ini sehingga memasuki era informasi, bukan saja penting tetapi juga sangat
menentuan arah peradaban umat manusia. Dengan demikian, berita yang memberi
hidup media massa. Tanpa berita, media massa tidak akan bermakna apa pun.
Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views
(opini). Mencari bahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas pokok
wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers (media massa.)
Tidak diragukan
lagi bahwa informasi berita sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan hidup
manusia, karena itu peranannya sangat luar biasa. Kita semua banyak sekali
menerima informasi setiap hari, namun, apakah semua informasi tersebut adalah
berita yang dapat disiarkan di media massa. Dalam hal ini berita adalah
informasi tetapi tidak semua informasi adalah berita. Untuk mengetahui lebih
jelasnya mengenai seluk beluk sebuah informasi bisa dikategorikan sebuah
berita, maka pada makalah ini akan di paparkan mengenai apakah pengertian dari
berita itu sendiri dan bagaimana bentuk, macam, sumber serta teknik menulis
sebuah berita tersebut.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah Pengertian Berita?
B.
Apa Saja Bentuk-Bentuk Berita?
C.
Bagaimana Macam Berita dan Sumbernya?
D.
Bagaimana Teknik Menulis Berita?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berita
Sebelum pembahasan tentang bagaimana suatu proses pengolahan hingga
penulisan berita dapat dilakukan, maka langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah menyamakan pendapat tentang pengertian berita itu sendiri. Hal tersebut
sangat penting agar pembahasan tentang objek dapat dikatagorikan berbobot
berita, tidak lagi menjadi masalah yang diperdebatkan. Berikut adalah beberapa
pengertian tentang berita dari berbagai sumber yang kiranya dapat dijadikan
sebagai acuan.
Kamus hanya mengartikan “news” sebagai a report of, or
information abaout recent events (suatu laporan tentang, atau informasi
mengenai peristiwa baru). Ada unsur laporan, informasi (pemberitahuan) dan
baru.
Untuk lebih memahami isi kamus tersebut, agaknya definisi yang
dikemukakan oleh beberapa orang dibawah ini bisa membawa pengertian yang lebih
utuh. William S. Maulsby yang mengatakan: “Berita bisa didefinisikan sebagai
suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai
arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca
berita di surat kabar tersebut.”
Eric C. Hepwood yang memberikan batasan: “Berita adalah laporan
pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.”
Dean M. L Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings
menyatakan bahwa: “Berita dapat didefinisikann sebagai setiap fakta yang akurat
atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah pembaca.”
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi
III menyebutkan: “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau
opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi
masyarakat luas.”
Masih banyak para ahli di bidang jurnalistik lain yang memberikan
pengertian tentang berita, namun hampir semuanya sependapat bahwa unsur-unsur
yang terkandung di dalam suatu berita meliputi cakupan dari pendapat-pendapat
tersebut seperti: fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah
pembaca, pendengar maupun penonton merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Berita adalah suatu fakta
atau ide atau opini aktual yang menarik pembaca, pendengar maupun penonton.”
Untuk memahami berita, poin-poin berikut ini penting untuk
diketahui:
1.
Berita harus faktual, tetapi tidak semua fakta adalah berita.
2.
Berita mungkin berupa opini, khususnya dari tokoh atau otoritas di
bidang tertentu.
3.
Berita utama adalah tentang orang, tentang apa yang mereka katakan
dan lakukan.
4.
Berita tidak selalu berupa laporan kejadian terkini.
5.
Apa-apa yang merupakan berita penting bagi satu komunitas atau
universitas mungkin tidak penting atau kurang penting atau bahkan tidak punya
nilai berita bagi komunitas atau bagi universitas lain.
6.
Apa-apa yang menjadi berita di satu komunitas atau universitas
mungkin juga merupakan berita bagi setiap komunitas atau universitas lainnya.
7.
Apa-apa yang hari ini menjadi berita sering kali sudah bukan berita
lagi keesokan harinya.
8.
Apa yang dianggap berita oleh seseorang belum tentu dianggap berita
pula oleh orang lain.
9.
Dua faktor yang penting bagi berita, daya tarik dan arti penting,
tidak selalu sinonim.
B.
Bentuk-Bentuk Berita
Berita di media cetak dan media elektronik bentuknya berbeda,
meskipun pada dasarnya sama, seperti menggunakan ketentuan 5W + H.
1.
Berita media cetak
Berita di media massa cetak ialah berita yang terdapat di dalam
surat kabar, majalah, tabloid, bulletin. Berita-berita tersebut berbentuk
tulisan dan gambar tak bergerak (foto).
a.
Berita surat kabar
Beberapa
bentuk umum berita media cetak, terutama surat kabar, menurut Assegaf (1983)
dan Supriyanto (1986) adalah sebagai berikut:
1)
Spot News
(berita singkat)
Spot
News merupakan
berita yang ditulis secara singkat
karena tidak besar daya tarik berita atau tidak besar dampak berita itu bagi
masyarakat. Misalnya seputar daerah, criminal singkat, cuplikan olehraga, dan
lain-lain
2)
Straight news
(berita langsung)
Straight
news merupakan
berita yang cukup penting, biasanya berasal dari kejadian dan atau pernyataan
(komentar) dari satu, dua narasumber atau lebih. Di dalam straight news
dikenal bentuk piramida terbalik. Dalam kaitannya dengan piramida terbalik,
berita tersebut dapat dipilah-pilah menjadi berita: sangat penting, penting,
agak penting, dan tidak penting.
3)
Spot press
(berita mendadak)
Spot
press merupakan
berita yang diperoleh mendadak, namun penting sehingga diberitakan secara
khusus. Penulisannya pendek saja dan pada pemberitaan (penerbitan) berikutnya
diungkap lebih lengkap. Biasanya berita ini diperoleh menjelang batas waktu
pencetakan (media cetak) atau peneyangan (media elektronik)
4)
Stopper
(berita penutup)
Stopper merupakan berita yang hanya ditulis pendek karena dari data yang
diperoleh memang sudah tidak mungkin dikembangkan lagi dan biasanya digunakan
sebagai penutup halaman (media cetak) atau menghabiskan waktu siaran (media
elektronik)
5)
Depth news
(berita mendalam)
Selain
in depth reporting atau depth news, berita bentuk ini juga ada
yang menyebutnya berita komprehensif (comprehensive news). Hal ini
merupakan berita yang ditulis lengkap dan mendalam (biasanya digali secara
tim). Berita digali dari kasus tertentu kea rah latar belakang penyebab kasus
tersebut (investigative) dan kearah akibat (depan) dan kasus tersebut (interpretative).
Penulisan berita seperti ini dilakukan karena pentingnya berita tersebut
diungkap dan berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.
6)
Analysis news
(berita analisis)
Analysis
news merupakan
berita yang penulisannya dilengkapi dengan analisis dari redaksi redaksi
tersebut atau orang luar redaksi (pakar media tersebut). Biasanya berita ini
menarik, meskipun terkadan tidak terkait dengan kepentingan hajat orang banyak.
7)
Feature
(berita kisah)
Sebenarnya
belum ada definisi yang pasti dari berita kisah (feature) ini. William
R. Rivvers menyebutkan, kisah atau fakta “telanjang” disebut berita; tajuk
rencana, kolom dan tinjauan disebut artikel.
b.
Berita Tabloid dan Majalah
Tabloid
dan Majalah jarang menulis spot news atau straight news, tetapi
lebih sering depth news, feature,
dan analysis news. Bahkan tidak jarang merupakan gabungan antara berita
mendalam (depth news) yang ditulis bergaya feature atau analysis
news yang ditulis bergaya feature.
2.
Berita media elektronik
a.
Berita Radio
Penayangan berita dimedia radio, dikemukakan Romli (2004) agak
berbeda dengan media cetak karena media radio dapat melakukan siaran langsung (live)
dari lokasi kejadian atau bisa pula dengan membaca berita di studio. Beberapa
bentuk media elektronik meliputi berikut:
1)
Laporan langsung dari lokasi kejadian
2)
Sound bite
(potongan suara) merupakan potongan wawancara yang disiarkan dalam program berita.
3)
Baca naskah merupakan naskah yang ditulis terlebih dahulu (seperti
di media cetak), kemudian dibacakan penyaji berita.
Kekuatan radio terletak pada suara yang di dengar oleh khalayak.
Channel (saluran) dalam proses komunikasi melalui radio adalah suara dan
pendengaran publik. Oleh karena itu berita di radio, sebagaimana program siaran
radio, harus memperhatikan apa yang disebut sebagai “kualitas suara” agar tidak
menjadi hambatan komunikasi yang menimbulkan salah pengertian. Hal ini
berhubungan erat denmgan identitas radio sebagai media auditif.
Berpijak pada karakteristik tersebut, selain persyaratan umum atas
sebuah berita, berita di radio secara mendasar memiliki persyaratan khusus
yaitu:
a)
Tidak salah dalam hal substansi (isi). Oleh karena itu, sebelum
diberitakan, baik redaktur maupun penyiar berota harus melakukan check
recheck beberapa kali karena berita radio tidak mengenal “ralat” seperti di
media massa cetak. Misalnya sang penyiar mengucapkan kalimatL: “Maaf, dalam
berita yang kemarin kami siarkan pada pukul dua belas itu terdapat kesalahan
ucap, seharusnya nama pembunuhnya bukan Nuubis melainkan Lubis”.
b)
Kejelasan sumber berita. Jika dalam surat kabar diperbolehkan
menyebut “menurut sumber yang layak dipercaya’ atau “menurut orang dekatnya”,
maka hal itu dilarang keras dalam berita radio. Siapa “sumber yang layak
dipercaya” itu, siapa “orang dekatnya” itu harus disebut nama mereka dengan
jelas. Jika tidak berani menyebut maka tidak usah dijadikan sumber berita.
c)
Menjunjung kesusilaan. Meskipun tetap berdasarkan fakta, namun
harus disampaikan dengan ungkapan yang menjunjung kesusilaan. Misalnya ada
fakta bahwa seorang presiden memaki para demonstran dengan ucapan: “Kalian ini
bajingan tengik, tidak tahu aturan, dibayar orang yang tidak menyukai saya”.
Fakta ini sebaiknya dikemas dengan kalimat, misalnya “Presiden sempat memarahi para
demonstran”.
b.
Berita Televisi
Sebagai media elektronik, penayangan berita di televisi mirip
dengan radio, tetapi tetap ada perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada
penayangan gambar yang tidak bisa dilakukan radio. Penayangan televisi terdiri
atas berikut:
1)
Laporan langsung
Reporter
melakukan laporan atau penayangan secara langsung dari lokasi kejadian.
2)
Insert
(sisipan), sama seperti sound bite pada radio, dengan menampilkan
wawancara pada program siaran berita. Bedanya, bila pada radio yang ditampilkan
hanya potongan suara, bagi televise tentu juga gambar orang yang diwawancarai.
3)
Naskah bacaan
Merupakan
naskah yang ditulis terlebih dahulu (seperti di media cetak), kemudian
dibacakan penyaji berita. Namun biasanya, penyaji berita hanya membaca berita (lead
atau intro berita), sedangkan isi beritanya merupakan suara
reporter yang dilengkpi gambar tayangan tentang berita tersebut.
Selain syarat-syarat pada umumnya yaitu bersifat audio dan visual,
berita-berita di televisi minimal mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a)
Kaya akan gambar bergerak. Audience (khalayak) TV adalah
mereka yang membutuhkan gambar sebagai suatu relity. Mungkin mereka
sudah membaca Koran atau mendengar siaran berita radio, namun mereka akan
merasa puas bila suatu berita diperkaya ndengan gambar-gambar bergerak.
b)
Lebih singkat dan to the point. Hal ini disebabkan oleh durasi (jam
siaran) yang terbatas. Pilihan kata dan kalimat harus hemat, tidak
bertele-tele. Bahsa yang digunakan memang bahasa baku namun tidak kaku dan
tidak memasukkan istilah-istilah yang masih asing di telinga masyarakat luas.
c)
Efektif. Artinya, pesan atau isi berita harus bisa dimengerti oleh
khalayak. Selain penggunaan bahasa yang dipahami masyarakat luas, juga
pemilihan atas berita yang disampaikan, prinsip kedekatan tempat dan
kepentingan khalayak tentu merupakan pertimbangan utama sehingga menimbulkan
minat bagi khalayak untuk mengikuti suatu siiaran berita TV.
3.
Berita media online
Penulisan dan penayangan berita online hampir sama dengan
penulisan dalam media cetak, khususnya surat kabar. Namun, perbedaannya dalam
pola pemuatannya, di mana medianya adalah di internet. Umumnya, ketika berita online
dibuka, awalnya hanya muncul judul dan lead atau intro berita. Bila ingin
mengetahui lebih jauh, pembaca atau pemirsa internet harus membuka (meng-klik)
halaman atau link lanjutannya.
C.
Macam Berita dan Sumbernya
1.
Macam Berita
Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard
news (berita berat), soft news (berita ringan) dan investigative Reports
(laporan penyelidikan).
a.
Hard News
Hard News
(berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi
masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut
misalnya tentang diberlakukannya suatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu
saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya.
Karena itu harus segera diberitakan.
Secara umum pada hard news data masih mudah untuk diperoleh,
Karena semunya masih bisa transparan walaupun dalam beberapa kasus juga dialami
oleh para reporter untuk menggali data yang sebenarnya. Hal semacam itu
terjadi biasanya pad saat adanya bencana kebocoran gas beracun yang menimbulkan
kematian banyak orang.
b.
Soft News
Soft News
(berita ringan) seringkali disebut juga dengan feature yaitu berita yang
tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.
Berita-berita semacam ini lebih menitikberatkan yang menakjubkan atau mengherankan
pemirsa. Ia juga menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin
menimbulkan simpati. Objeknya bisa manusia, hewan, benda, tempat atau apa saja
yang menarik perhatian pemirsa.
Bagi televisi, barita ringan ini sangat diperlukan dalam setiap
penyajian bulletin berita. Hal ini karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai
selingan diantara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian. Secara
psikologis, pemirsa yang mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir
akan merasa tegang karena itu perlu interval.
c.
Investigative Reports
Investigative Reports
atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita
yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus
dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini
membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya.
Berita penyelidikan ini sangat menarik karena cara mengungkapkannya
pun tidak mudah. Seorang reporter untuk dapat melakukan tugas harus memiliki
banyak sumber orang-orang dalam yang mendapat jaminan untuk tidak terekspos
karena keselamatan diri mereka.
2.
Sumber Berita
Sumber-sumber berita ialah sesuatu yang melahirkan berita. Sesuatu
itu bisa merupakan manusia, tempat dan bisa pula alam dan peristiwa. Para
pemburu berita yang dikenal sebagai wartawan itu slalu mewaspadai sumber-sumber
berita tersebut dalam arti menanti kelahiran berita dari sumber-sumbernya.
a.
Manusia sebagai sumber berita
Tidak semua manusia merupakan sumber berita. Sungguh sulit
dibayangkan jika setiap manusia menjadi sumber berita, sebab tidak mungkin para
wartawan mewaspadai setiap manusia. Oleh karena itu dalam konteks sumber
berita, para wartawan menggolongkan manusia sebagai berikut:
1)
Pemimpin dunia (para kepala Negara/pemerintahan dari Negara-negara
besar atau tokoh-tokoh kharismatik dari Negara-negara berpengaruh). Contoh:
Presiden AS George W. Bush dan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew. Segala
kegiatan dan peryataan mereka bisa menjadi berita.
2)
Kepala Negara/pemerintahan dan tokoh-tokoh yang “berseberangan”
dengan para pemimpin dunia tersebut di atas. Contoh: Presiden Lybia Moammar
Khadafi, Presiden Irak Saddam Hussein (sebelum diserbu AS), Perdana Menteri
Malaysia Mahathir Mohammad, Pemimpin Al-Qadiah Usamah bin Ladin.
3)
Tokoh-tokoh popular yang mengabdikan diri demi bangsa ataupun
kemanusiaan. Contoh: Presiden Palestina Yasser Arafat dan mendiang Bunda
Theresa.
4)
Pemimpin-pemimpin perlawanan atas suatu rezim atau pemerintah.
Contoh: Aung San Suu Kyi di Myanmar, Nur Misuari di Filipina dan Tenku Abdullah
Syafei (alm) di Aceh.
5)
Perorangan yang tindakannya menggemparkan dunia ataupun masyarakat
setempat. Contoh: para penemu ilmu pengetahuan aau penemu benda-benda
bersejarah, para pembunuh, koruptor dan sebagainya.
6)
Pemimpin-pemimpin organisasi politik, keagamaan dan kemasyarakatan.
7)
Para pelaku sejarah yang masih hidup.
8)
Para saksi mata suatu peristiwa yang menjadi berita.
9)
Korban-korban suatu peristiwa.
10)
Para selebriti internasional, regional, lokal.
11)
Lain-lain.
b.
Tempat sebagai sumber berita
Tempat dalam pengertian ini adalah tempat terjadinya peristiwa yang
menjadi berita dan tempat yang berpeluang besar bagi lahirnya berita. Dalam
pengertian pertama tempat tersebut bisa berada dimana-mana, bahkan di tempat
terpencil yang tak pernah dikena oleh masyarakat. Misal suatu desa terpencil
tiba-tiba menjadi penuh sesak oleh wartawan dan menjadi bahan penulisan para
wartawan dalam bentuk “profil desa” Karena desa itu dijadikan tempat
persembunyian pelaku tindak kejahatan besar.
Tempat dalam pengertian kedua yaitu tempat yang berpeluang besar bagi lahirnya berita, sudah menjadi
daftar dalam catatan para wartawan. Tempat-tempat ini menjadi pusat kegiatan
manusia sebagai sumber berita, misalnya istana presiden, balai kota, tempat
rekreasi dan sebagainya.
c.
Alam dan peristiwa sebagai sumber berita
Sebenarnya alam termasuk tempat. Namun ada alam yang tidak
berbentuk tempat, misalnya planet yang tidak dihuni manusia, kutub utara dan
kutub selatan, kedalaman laut dan puncak gunung tertinggi. Kondisi cuaca, gempa
bumi dan badai juga menjadi bagian dari alam yang menjadi sumber berita.
Pada umumnya para wartawan tidak memiliki kemampuan untuk langsung
meliput alam tersebut. Oleh karena itu mereka menggunakan bantuan pihak lain,
misalnya para pakar atau lembaga-lembaga yang memiliki pengetahuan dan
peralatan canggih untuk meliput perkembangan alam sebagai sumber berita.
D.
Teknik Menulis Berita
Mencari berita (news hunting, news getting, atau news
gathering) disebut juga meliput bahan berita adalah salah satu tahap proses
penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan
berita (news processing) proses penulisan naskah (news writing),
dan proses penyuntingan naskah (news editing). Tepatnya, meliput berita
dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat redaksi itu
diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan
wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news
hunting.
Ada tiga teknik peliputan berita, yakni reportase, wawancara, riset
kepustakaan (studi literature).
1.
Reportase
Reportase
adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke “TKP”
(tempat kejadian perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa,
lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data
yang dikumpulkan harus memenuhi unsure-unsur 5W+1H –What (peristiwa
apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Where
(dimana kejadiannya), When (kapan kejadiannya), Why (mengapa
peristiwa itu terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya).
Peristiwa
yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values),
yakni aktual, faktual, penting dan
menarik.
2.
Wawancara
Semua
jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan
sumber berita atau narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan
menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah
atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
3.
Riset Kepustakaan
Riset
kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data
dengan mencari klipping Koran, makalah-makalah atau artikel Koran, menyimak
brosur-brosur, membaca buku atau menggunakan fasilitas search engine di
internet.
Agar berita yang ditulis itu memadai
untuk dibaca oleh para pembaca, diperlukan sedikit teknik penulisan berita.
Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan berita yang dapat menjadi panduan dasar
bagi para jurnalis:
a.
Judul
berita dibuat seringkas mungkin dengan kalimat pendek dan jelas, namun tetap
dapat menggambarkan inti berita secara keseluruhan. Judul yang dibuat menarik
tentu akan lebih membuat pembaca tertarik pada isi berita itu.
b.
Jangan
lupakan unsur 5W + 1H (Apa/What, dimana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why,
Siapa/Who dan Bagaimana/How). Kumpulkan bahan berita selengkap mungkin dari
nara sumber yang valid. Dalam menulis berita, bahan dan nara sumber menjadi hal
yang sangat penting untuk dicantumkan, sehingga tulisan itu dianggap akurat,
faktual, dan bertanggung jawab.
c.
Susunlah
berita sehingga dapat disajikan dengan informasi yang akurat, jelas dan
menarik. Bahasa jurnalistik bukan sekedar menyampaikan informasi dengan benar
dan jelas, seperti layaknya sebuah karya tulis, tesis, atau sejenisnya. Bahasa
yang dipakai dalam jurnalistik mestilah dapat menarik bagi pembaca. Susunan
berita yang disajikan secara kronologis dapat membuat pembaca mengikuti
seolah-olah berita itu suatu cerita, dibandingkan berita yang disajikan dengan
susunan yang melompat-lompat, atau tidak selesai.
d.
Bahasa
menjadi elemen yang penting dalam berita. Gunakanlah bahasa yang mudah
dimengerti oleh pembaca dari beragam kalangan. Jika narasumber memberikan
keterangan dengan kalimat atau istilah asing yang kurang dimengerti, seorang
reporter yang baik akan menerjemahkannya menjadi kalimat yang mudah dimengerti
oleh pembaca. Prinsipnya sederhana, makin sederhana makin baik, tanpa mengorbankan
nilai berita.
e.
Menulis
berita, berarti menyajikan informasi secara akurat sesuai dengan fakta. Berita,
bukanlah opini atau pandangan subyektif, melainkan urutan dari fakta-fakta.
Sekalipun begitu, opini atau pandangan subyektif satu pihak, dapat diangkat
menjadi judul sebuah berita. Penulisan berita yang disukai adalah penulisan
yang bukan "menggurui" namun "memperlihatkan/menyajikan".
Dalam bahasa Inggris prinsip ini disebut "Don't tell, but show".
Panduan
atau teknik ini bukanlah merupakan aturan yang mutlak, namun patut dicoba dan
dilatih sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis dan berbahasa bagi
para jurnalis.
IV.
ANALISIS
Berita adalah
suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik pembaca, pendengar maupun
penonton. Berita merupakan informasi yang sangat penting bagi kehidupan kita.
Berita harus disampaikan secara aktual, akurat dan dapat dipercaya. Suatu peristiwa ataupun pernyataan tidak
mungkin menjadi berita jika tidak memiliki nilai berita berupa: informasi,
klarifikasi, memperluas wawasan, melahirkan konflik, meredam konflik,
menyebarkan keadilan dan kebenaran, dan menyelesaikan masalah. Dewasa ini
banyak media massa yang menyiarkan berita tentang segala sesuatu, di televisi
misalnya hampir semua stasiun televisi menyajikan berita. Seperti liputan 6,
breaking news, headline news, buletin dan lain-lain. Dengan terbuka luasnya
kebebasan pers di Indonesia, masyarakat dapat mengetahui ketimpangan apa saja
yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Media massa juga diberi kebebasan
meliput rapat kerja dewan permusyawaratan daerah, dewan perwakilan daerah dan
hal-hal yang bersangkutan dengan Negara. Pers juga meliput pasang surutnya
ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia sehingga mempermudahkan bagi para
pengusaha dalam mengamati perubahan ekonomi.
V.
KESIMPULAN
Para ahli di
bidang jurnalistik memberikan pengertian tentang berita, namun hampir semuanya
sependapat bahwa unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu berita meliputi:
fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah pembaca,
pendengar maupun penonton merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian.
Dari pendapat para ahli jurnalistik, dapat disimpulkan bahwa “Berita adalah
suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik pembaca, pendengar maupun
penonton.
Bentuk-bentuk
berita meliputi berita dari media cetak, berita media elektronik, dan media online.
Berita media cetar terdiri dari surat kabar, tabloid dan majalah. Berita media
elektronik terdiri dari radia dan televisi.
Pada umumnya berita
dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news (berita berat), soft
news (berita ringan) dan investigative Reports (laporan
penyelidikan). Sedangkan berita dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu berita
bersumber dari manusia, tempat, alam dan peristiwa.
Dalam
peliputannya, berita mempunyai tiga teknik peliputan berita, yakni reportase,
wawancara, riset kepustakaan (studi literature). Beberapa
teknik penulisan berita yang dapat menjadi panduan dasar bagi para jurnalis
adalah:
1.
Judul
berita dibuat seringkas mungkin dengan kalimat pendek dan jelas, namun tetap
dapat menggambarkan inti berita secara keseluruhan.
2.
Terdapat
unsur 5W+1H
3.
Susunlah
berita sehingga dapat disajikan dengan informasi yang akurat, jelas dan
menarik.
4.
Gunakanlah
bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca dari beragam kalangan.
5.
Tidak
"menggurui" namun "memperlihatkan/menyajikan".
VI.
PENUTUP
Demikan makalah
yang dapat kami susun sekaligus kami presentasikan di hadapan para auidience.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena memang pada
hakekatnya, kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza wa Jalla. Untuk itu, kami
harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, supaya pada
penyusunan makalah di quarter berikutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin.
LAMPIRAN CONTOH BERITA
Berikut
ini akan dipublikasikan beberapa contoh berita kepada Anda, dimana contoh
berita ini terdiri dari berbagai jenis berita, baik berita kecelakaan, berita
kriminal, dan juga contoh berita dalam bahasa Inggris dan bahasa Sunda.
1.
Contoh Berita Kecelakaan
Berikut
ini adalah sebuah contoh berita kecelakaan yang berjudul "5 Mobil Tabrakan
Beruntun di Tol Bekasi Barat". Berita ini bersumber dari situs Yahoo News
yang dipublikasikan pada 26 desember 2012. Sedikitnya 5 mobil terlibat dalam
tabrakan beruntun di Tol Bekasi Barat arah ke Jakarta, Rabu (26/12/2012) pagi
sekitar pukul 07.00 WIB. Satu mobil pun ringsek akibat tertabrak kendaraan di
belakangnya.
"Sekitar 15 menit yang lalu tabrakan
beruntun di tol Bekasi Barat. satu mobil yang paling depan, sepertinya Vios,
ringsek parah ditabrak Avanza," ungkap saksi mata di lokasi kejadian, Aldino.
Meski begitu, tabrakan beruntun tersebut tidak
memakan korban jiwa. Lalu lintas pun lancar tidak terjadi kemacetan panjang.
"Polisi sudah banyak di lokasi,"
imbuh Aldi.
2.
Contoh
Berita Kriminal
Contoh
berita yang kedua ini merupakan sebuah contoh berita kriminal yang berjudul
"Polisi Bekuk Pelaku Perampokan Mobil di Sumut". Berita ini sendiri
bersumber dari situs Okezone yang dipublikasikan pada 28 September 2012 yang
lalu.
Kepolisian Sektor Pancur Batu menangkap dua
dari empat pelaku perampasan mobil di kawasan lokalisasi, Bandar Baru,
Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Kapolsek Pancur Baru Kompol Darwin Sitepu
mengatakan, penangkapan berawal dari laporan korban ke kantor polisi karena
mengetahui mobilnya dilarikan para pelaku. Setelah itu korban dan tim dari
kepolisian langsung turun dan menangkap dua pelaku sedangkan dua lagi melarikan
diri, namun identitasnya sudah diketahui.
Dia menjelaskan, kedua tersangka yang ditangkap
yaitu Susanto Suton alias Tono (38) dan Riko (36) sedangkan dua tersangka lagi
D (35) dan D (46) berhasil melarikan diri. "Keduanya ditangkap saat akan
melarikan mobil korban," katanya. Modus
yang digunakan pelaku untuk merampas mobil dan truk milik korban Roni
Humbanggaol (33), warga Desa Stanmal Sumupagata, Sidikalang dan Jhonson (40),
warga Laucin, Medan Tuntungan dengan cara membius para korbannya pada saat
berada di penginapan lokalisasi, Bungalow Ananda, Berastagi. Saat dilakukan
pemeriksaan terhadap kedua tersangka, Susanto mengaku kelompoknya biasa
merampas mobil jenis Toyota Avanza dan kemudian menjualnya di kawasan AH
Nasution, Medan Johor dengan harga Rp18 juta. Menurut
Susanto, aksi perampasan dengan obat bius sudah sering dilakukan dan hingga
saat ini sudah puluhan mobil berhasil di rampas dari pemiliknya. "Kami
biasa menjual untuk jenis Avanza dengan harga 18 juta sedangkan truk Colt
Diesel Rp120 juta," akunya. Data
yang dikumpulkan Okezone, peristiwa berawal pada saat ke empat pelaku bertemu
dengan korban Roni dan Jhonson di Sidikalang, Kabupaten Humbang Hasundutan
dengan tujuan ingin menyewa mobil untuk mengangkat barang-barang yang ada di
Medan dan meminta mereka (korban) untuk menjemputnya.
DAFTAR
PUSTAKA