Tuesday, November 13, 2012

Penciptaan Langit dan Bumi Perspektif Al Qur'an dan Sains


PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI PERSPEKTIF AL QUR’AN DAN SAINS
I.         PENDAHULUAN
Dalam berbagai ayat, Al Qur’an banyak memberikan indikasi tentang jagat raya dengan segala bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda lainnya yang muldimensional). Isyarat-isyarat itu menunjukkan bukti (istidlal) atas kekuasaan Allah yang tidak terbatas, ilmu dan hikmah (kemahabijaksanaan)Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Itu semua sebagai hujjah (argumentasi) terhadap orang-orang kafir, musyrik dan kaum skeptis, dan sekaligus mengukuhkan hakikat uluhiyah Allah, Rabb alam semesta.
Berangkat dari permasalahan di atas, makalah ini akan mengulas serta menyajikan pembahasan  langit dan bumi yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah SWT yang merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an.

II.      RUMUSAN MASALAH
A.       Bagaimana Penjelasan Q.S Al Baqarah ayat 117 dan Q.S At Thalaq Ayat 12 tentang Penciptaan Langit dan Bumi ?
B.       Bagaimana Penjelasan Q.S Al Imran Ayat 190 tentang Pergantian Siang dan Malam ?
C.       Bagaimana Penjelasan Q.S Al Anbiya’ Ayat 16 dan Q.S Shaad ayat 27 tentang Tujuan dan Hikmah Penciptaan Langit dan Bumi ?

III.   PEMBAHASAN
A.       Penciptaan Langit dan Bumi
ßìƒÏt/ ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( #sŒÎ)ur #Ó|Ós% #XöDr& $yJ¯RÎ*sù ãAqà)tƒ ¼ã&s! `ä. ãbqä3uŠsù ÇÊÊÐÈ
“Allah pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya “jadilah” lalu jadilah ia”. (Q.S Al Baqarah:117).
Pada ayat sebelumnya (QS. Al Baqarah ayat 116), Allah SWT menafikan tuduhan orang-orang kafir dan musyrikin yang meragukan Kemahakuasaan-Nya hingga Allah dituduh memerlukan kehadiran seorang anak, maka pada awal ayat 117 ini Allah SWT menegaskan perihal Kemahakuasaan-Nya dengan menyatakan: “Badii’us samaawaati wal ardhi” (Pencipta langit dan bumi). Kata “badii‘ dalam bahasa Arab bermakna bukan hanya menciptakan tapi menciptakan sesuatu “tanpa” berpegang pada contoh yang ada sebelumnya. Ayat ini menegaskan bahwa tatkala Allah menciptakan langit dan bumi serta makhluk-makhluk Allah lainnya tidak terikat oleh ciptaan sebelumnya, dalam arti ciptaan tersebut “benar-benar baru” hanya dengan “Kun fa yakuun” Allah dalam menciptakan sesuatu dari yang semula tidak ada menjadi ada.
Kata badi’ juga menunjukkan penekanan artinya pada keindahan yang luar biasa dan sangat mengagumkan. Keindahannya ini mengandung keunikan tersendiri yang sangat menakjubkan dan belum pernah ada sebelumnya. Dengan demikian, arti yang terkandung di dalam ayat yang menggunakan kata badi’ (tak terkecuali dengan ayat ini), ialah keindahan alam semesta yang merupakan bentuk ciptaan Allah yang luar biasa sekali dan amat sangat mengagumkan. Keindahannya tidak mungkin tertandingi oleh ciptaan siapapun. Ia mengandung keunikan tersendiri yang belum pernah ada sebelumnya. Di samping itu ia juga dilengkapi dengan  dan keteraturan susunannya, yang semuanya berjalan menurut aturan yang telah ditetapkanNya. Sungguh, suatu anugerah yang tiada duanya.
Langit mulai diciptakan setelah terciptanya singgasana Tuhan (‘arsy). Langit dan bumi sangat kecil jika dibandingkan singgasanaNya, laksana sebuah titik di padang pasir. Kita tidak tahu bagaimana persisnya proses penciptaan langit itu. Namun, dengan jelas Al-Qur’an menjelaskan bahwasanya langit yang Dia ciptakan terdiri dari tujuh lapisan begitu pula dengan bumi. Sebagaimana Q.S At-Thalaq: 12 berikut ini:  
ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ yìö6y ;Nºuq»oÿxœ z`ÏBur ÇÚöF{$# £`ßgn=÷WÏB ãA¨t\tGtƒ âöDF{$# £`åks]÷t/ (#þqçHs>÷ètFÏ9 ¨br& ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ¨br&ur ©!$# ôs% xÞ%tnr& Èe@ä3Î/ >äóÓx« $RHø>Ïã ÇÊËÈ    
“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (Q.S At Thalaq: 12).
Pada ayat di atas,  hanya memastikan bahwa bumi menyerupai langit. Bila jumlah tingkatan langit ada 7, maka begitu pula dengan jumlah tingkatan bumipun juga ada 7.
Setelah para ilmuan menemukan bahwa bumi itu berbentuk bulat (menyerupai bola), mereka pun berpendapat bahwa isi dari perut bumi terdiri dari biji-bijian. Permukaan bumi juga diibaratkan kulit yang menutupi bumi dengan lapisan yang sangat tipis dibandingkan dengan bumi itu sendiri. Diantara dua tingkatan itu terdapat tingkatan ke-3 yaitu hiasan. Demikianlah para ilmuan abad 20 berkesimpulan bahwa bumi hanya terdiri dari tiga tingkatan.
Namun, teori tentang tiga tingkatan bumi di atas tidaklah bertahan lama disebabkan munculnya temuan-temuan baru tentang Ilmu Bumi. Setelah mengadakan uji coba baru-baru ini, tersingkaplah bahwa zat atau satuan yang ada di bumi merupakan suatu zat yang berkapasitas tinggi hingga mencapai 3.000.000 sekali tekanan terhadap permukaan bumi.
Kemudian berkembanglah berbagai pendapat. Para ilmuan dapat menjelaskan dengan baik dan jelas bagian-bagian dalam bumi. Jika melihat di bawah kulit bumi, kita akan mendapatkan tingkatan lain terdiri dari bebatuan yang terbakar yang merupakan penutup atau pelindung bebatuan kemudian, ada lagi tiga tingkatan lain yang berbeda, dilihat dari segi ketebalannya dan tekanan suhunya yang tinggi. Oleh sebab itu, para ilmuan mengklasifikasikan bumi terdiri dari 7 tingkatan, dan tidak mungkin lebih dari 7 tingkatan.
Dari 3 tingkatan bumi, kita mendapati kulit yang tipis kemudian dikelilingi oleh 4 hiasan yang bertingkat seperti jaring. Lalu terbentuklah semuanya menjadi 7 tingkatan. Tujuh tingkatan bumi memiliki perbedaan yang sangat jauh antara masing-masing tingkatan, baik dari segi susunannya, ketebalannya, suhu yang terdapat di sana, maupun satuan (zat) yang ada. Oleh sebab itu, tidak mungkin bisa dikatakan bahwa globe (bola bumi) hanya ada satu tingkat, seperti apa yang dipercayai pada zaman dahulu. Fakta sains juga telah menjelaskan bahwa lapisan dalam planet bumi memang terdiri atas tujuh lapis. Demikian pula dengan langit yang memiliki tujuh lapis atmosfer. Tepat seperti yang telah diungkapkanNya dalam ayat diatas.
Tujuh lapisan interior planet bumi itu ialah:
a.       Lithosphere/crust (0-60 km)
b.      Upper/shallow mantle/astenosfer (60-400 km)
c.       Transition region (400-650 km)
d.      Lower mantle (650-2890 km)
e.       Discontinuity (gutenberg) (2700-2890 km)
f.       Outer core (2890-5150 km)
g.      Inner core (5150-6378 km)
Sehingga dari keterangan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa perkembangan terakhir para ilmuan yang menemukan bahwa bumi terdiri dari tujuh tingkatan tidaklah bertentangan dengan wahyu Allah SWT. Semua usaha yang diupayakan oleh para ilmuan dalam rangka menyelaraskan hasil penelitian mereka dengan fakta yang terungkap dalam Al-qur’an yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu, ayat di atas juga menunjukkan tentang kebesaran Allah yang sungguh tidak ada yang bisa menandingiNya. Karena ternyata ayat ini sudah lebih dulu menyingkap fakta mengenai langit dan bumi. Tidak ada satu orang pun yang mampu mengalahkan ilmuNya, sebab ilmuNya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi maupun di langit.     


B.       Pergantian Siang dan Malam
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ  
“Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (Q.S Al Imran:190).
Apabila merenungkan ayat diatas kita akan menemukan hubungan antara malam dan siang, langit dan bumi. Allah SWT mengajak orang-orang yang berakal dan para ilmuan untuk memikirkan ayat tersebut agar menemukan keagungan sang khalik, karena alam ini pasti ada yang mengatur yaitu Allah.
Peristiwa malam dan siang dengan gelap dan terangnya dianggap hal yang biasa dan wajar oleh kebanyakan manusia. Namun, segelintir orang tertentu terusik dan mencurahkan perhatian serta mendedikasikan hidupnya untuk menyibak rahasia malam dan siang, mereka itu adalah para astronom, astrifisikawan atau kosmolog. Bumi dapat saja selalu dalam keadaan malam tanpa siang. Bumi akan selalu ada dalam keadaan malam dan gelap jika posisi bumi cukup jauh dari matahari. Misalnya bumi nemempati posisi saturnus yang jaraknya terhadap matahari sekitar sepuluhkali jarak bumi matahari apalagi menempati posisi neptunus planet terluar dalam tata surya kita yang jaraknya sekitar tiga puluh kali jarak bumi sampai matahari.
Jika posisi bumi dari matahari cukup jauh, maka intensitas sinar matahari pada permukaan yang menghadap matahari tidak cukup besar untuk menjadikannya terang benerang. Jika posisi bumi dari matahari cukup dekat seperti venus dan merkurius maka intensitas sinar matahari cukup besar dan mengakibatkan bumi dalam selalu keadaan siang tanpa malam.
Dari uraian di atas, malam dan siang serta berlangsungnya kehidupan dimuka bumi menunjukkan bahwa jarak antara bumi sampai matahari adalah jarak ideal, tidak terlalu dekat juga tidak terlalu jauh.
Allah menjadikan salah satu dari sifat malam yaitu gelap, dan sifat siang yaitu terang. Allah menghapus tanda malam dan menetapkan tanda siang dengan terang. Saling bergantian antara siang dan malam pada separuh bumi adalah sangat penting. Pasalnya, semua gambaran kehidupan bumi tidak akan dapat ditanggung atau dilakukan dengan terus bekerja tanpa istirahat. Jika tidak demikian, niscaya akan hancur. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan membutuhkan waktu istirahat pada malam hari untuk mengembalikan kekuatan untuk beraktivitas pada siang hari. Sebaliknya, mereka mengambil aktivitas pada malam hari membutuhkan istirahat pada siang hari. Ini adalah penyusutan yang dapat dilihat pada atap dari lapisan-lapisan khusus berkaitan dengan memelihara bumi. Yaitu, yang dinamakan lapisan gas bumi. Lapisan ini menyusut pada malam hari dan membesar pada siang hari. Lapisan-lapisan meninggi pada malam hari untuk membiarkan sinar-sinar alam menembus kelapisan-lapisan bawah dari cover gas. Cahaya-cahaya sangat mematikan, tetapi takdir dan nikmat Allah kepada penduduk bumi menghapus cahayanya pada malam hari dan menetapkannya pada siang hari. Andai kata tidak karena itu, kehidupan ini tidak akan tegak dan tidaklah manusia dapat merasakan waktu dan hari. Sebagaimana firman Allah:
$uZù=yèy_ur Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur Èû÷ütGtƒ#uä ( !$tRöqysyJsù sptƒ#uä È@ø©9$# !$uZù=yèy_ur sptƒ#uä Í$pk¨]9$# ZouŽÅÇö7ãB (#qäótGö;tGÏj9 WxôÒsù `ÏiB óOä3În/§
“kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu”. (Q.S Al Isra’: 12).

C.       Tujuan dan Hikmah Penciptaan Langit dan Bumi
$tBur $oYø)n=yz uä!$yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur $yJåks]÷t/ tûüÎ7Ïè»s9 ÇÊÏÈ  
“Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main”. (Q.S Al Anbiya’: 16)
Dalam surat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi juga segala yang ada di antara keduanya dengan tata aturan yang demikian rapi, indah, serta harmonis. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak bermain-main, yakni tidak menciptakannya secara sia-sia tanpa arah dan tujuan yang benar.
Seandainya penciptaan alam ini tanpa tujuan yang hak, itu berarti apa yang dilakukan Allah SWT menyangkut kehidupan dan kematian makhluk, serta penciptaan serta pemusnahannya, semua dilakukanNya tanpa tujuan. Tetapi, karena itu bukan permainan, bukan juga tanpa tujuan, pasti yang Maha Kuasa itu membedakan antara yang berbuat baik dan buruk, lalu memberi ganjaran balasan sesuai amal perbuatan masing-masing. Dan Allah SWT dalam  menciptakan langit dan bumi sudah barang tentu terdapat hikmah yang Allah sisipkan di dalamnya, sebagaimana firman Allah di bawah ini: 
$tBur $uZø)n=yz uä!$yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur $yJåks]÷t/ WxÏÜ»t/ 4 y7Ï9ºsŒ `sß tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. 4 ×@÷ƒuqsù tûïÏ%©#Ïj9 (#rãxÿx. z`ÏB Í$¨Z9$# ÇËÐÈ  
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah yang demikian itu adalah anggapan-anggapan orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (Q.S Shaad: 27).
Dr. Zaglul An Najjar mengatakan bahwa ada beberapa hal penting dari proses terbentuknya alam, di antaranya:
1.    Langit sangat luas dan lebar, penciptaannya sangat spektakuler, penuh rahasia, setiap bagian berhubungan dengan bagian yang lain. Di antara jarak yang jauh itu di penuhi gas hydrogen. Pada kumpulan gas tersebut berterbangan benda-benda kecil seperti debu dan bahkan sangat halus, yang merupakan zat kalsium, yodium, magnesium, besi dan uap serta zat-zat kimia lainnya. Begitu juga dengan bintang-bintang, planet dan lain-lain.
2.    Langit yang kita lihat sekarang ini memiliki bagian-bagian yang tidak terhitung banyaknya, berjalan pada peredarannya masing-masing, dan tidak pernah terjadi tabrakan antara yang satu dengan yang lainnya, padahal ada sekitar dua ratus liliar tempat peredaran.


IV.   KESIMPULAN
Dalil tentang penciptaan langit dan bumi terdapat QS. Al Baqarah ayat 117, yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang dengan kebesaranNya telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh keindahan dan keunikan yang sungguh luar biasa dan tiada ada yang menandinginya. Dalam surat At-Talaq ayat 12 menjelaskan bahwasanya langit yang Allah  ciptakan terdiri dari tujuh lapisan begitu pula dengan bumi, dan keterangan pada surat tersebut juga dibuktikan oleh para ilmuan pada abad 21.
Kemudian, dalam Surat Al-Maidah ayat  190 dan Al-Isra’ ayat 12 menjelaskan agar kita dapat menemukan hubungan antara malam dan siang, langit dan bumi. Allah SWT mengajak orang-orang yang berakal dan para ilmuan untuk memikirkan ayat tersebut agar menemukan keagungan sang khalik, karena alam ini pasti ada yang mengatur yaitu Allah.
Allah SWT dalam penciptakan langit dan bumi juga segala yang ada di antara keduanya dengan tata aturan yang demikian rapi, indah, serta harmonis. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak bermain-main, yakni tidak menciptakannya secara sia-sia tanpa arah dan tujuan yang benar. Hal yang demikian, tertuang dalam Q.S Al-Anbiya’ ayat 16 dan Q.S Shad ayat 27.







DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahnya
Allam, Ahmad Khalid, Al Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan, Jakarta: Gema Insani, 2005
Al-Math, Muhammad Faiz,  Keistimewaan-keistimewaan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, cet.3
Purwanto, Agus, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al Qur’an yang Terlupakan, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008
Shehab, Magdy, Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadits, Kairo: Sapta Sentosa, 2010, Jilid 8
......................., Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadits, Kairo: Sapta Sentosa, 2010, Jilid 9
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Sudarmojo, Agus Haryo, Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an, Bandung: P.T Mizan Pustaka, 2008
Zar, Sirajuddin, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam Sains dan Al Qur’an, Jakarta: PT. Rajagravindo Persada, 1997

No comments:

Post a Comment