DESAIN DAN PELAKSANAAN
PTK
I.
PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan Kelas memiliki beberapa model atau desain. Sebagai peneliti,
kita dapat memilih salah satu dari model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Tidak
ada pertimbangan khusus dalam memilih model PTK, hanya saja dalam pemilihan
model PTK disarankan memilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh si peneliti
Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh peneliti bisa berupa satu model atau lebih. Peneliti yang
menggunakan model lebih dari satu bias anya dilakukan dalam rangka membandingkan antara model satudengan
model yang lain serta mencari
model yang paling efektif dan efisien dengan hasil yang diharapkan.
Ada banyak model PTK yang cukup terkenal diantaranya model yang
dikembangkan oleh Ebbut (1985), Kemmis dan Me Taggart (1989),
Elliot (1991) dan Mc Kernan
(1991).
Namun dalam makalah ini, akan dijelaskan garis besarnya saja yaitu terdapat empat tahapan dalam desain pelaksanaan PTK yang
disebut Daur Cylical (Sistem berdaur) yaitu meliputi: membuat perencanaan, melakukan tindakan, melakukan observasi dan melakukan refleksi.
II. RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimanakah Daur Cylical dalam Pelaksanaan PTK?
B.
Bagaimanakah Prosedur Perencanaan dalam Pelaksanaan PTK ?
C.
Bagaimana Prosedur Melaksanakan Tindakan dalam PelaksanaanPTK ?
III.
PEMBAHASAN
A. Daur Cylical dalam Pelaksanaan PTK
|
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang (Daur Cylical)
yang di dalamnya terdapat empat kegiatan utamanya itu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Adanya siklusnya dapat digambarkan dengan gambar sebagai
berikut :
Menurut Syamsul Ma’arif dalam bukunya Guru
Profesional : harapan dan Kenyataan, (2011
: 103) PTK merupakan
suatu proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Dan
proses penelitian tindakan tersebut menggunakan observasi dan wawancara yang bersifat reflektif, partisipatif
dan kolaboratif.
Pelaksanaan PTK
dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah
diketahui letak keerhasilan dan hambatan dari tidakan yang dilaksanakan pada
siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, jika PTK-nya tidak dilakukan
sendiri) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua
dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan
untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Akan tetapi pada
umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu. Dalam menyusun
rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap
kegiatan seperti siklus pertama. Jika sudah selesai
dengan siklus kedua dan guru belum puas maka
dapat melanjutkan dengan siklus ketiga. [1]
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran
apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik disini
berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah- masalah pendidikan dan pembelajaran
melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk
mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai
dengan kaidah- kaidah penelitian tindakan.[2]
B. Prosedur Perencanaan dalam Pelaksanaan PTK
Rencana tindakan merupakan tindakan
pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang tak terduga sehingga dapat
mengurangi atau menegeliminasi resiko. Pengembangan rencana tindakan harus
fleksibel agar dapat disesuaikan dengan pengaruh tak terduga dan
kendala yang tidak dapat diamati.[3] Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan
antara pihak yang melakukan tindakan dari pihak yang mengamati proses jalannya tindakan atau biasa disebut kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal
karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecermatan yang dilalukan di penelitian kolaborasi ini.
Pada tahap perencanaan tindakan ini, guru perlu melihat kembali analisis awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk meningkatkan
mutu kinerja pembelajaran, tindakan apa yang diambil dengan mempertimbangkan
keadaan dan suasana subjektif dan objektif. Dalam merencanakan tindakan guru
perlu mempertimbangkan dengan jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi
permasalahan yang telah ditemukan di analisis awal. Agar pelaksanaan tindakan
berjalan dengan baik, guru perlu pula mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh
dilakukan dan yang boleh dilakukan dan wajib di taati. Pada tahap perencanaan
ini, ha-hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan, yang meliputi
perumusan tema, tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lembar
evaluasi, persiapan alat-alat pengajaran jenis kegiatan yang akan dilakukan,
pihak- pihak yang terlibat, setting kegiatan, dan skenario kegiatan. Semua
aspek ini harus dirumuskan secara jelas untuk memonitor kegiatna tindakan yang akan dilaksanakan. [4]
Dalam menyusun rancangan tindakan peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika
yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana
guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk menigkatkan kerja,
maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan
guru peneliti agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realitas
dan dapat dikelola dengan mudah.[5]
Menurut prof. Suhardjono dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas, menjelaskan bahwa
secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas
dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar
faktual yang terjadi dilapangan, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi
peningkatan mutu hasil pembelajarandan harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti.
2.
Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan yang akan melatar
belakangi PTK.
3.
Merumuskan masalah secara jelas baik dalam bentuk kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan.
4.
Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.
Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan :
a.
Kajian teoritik di bidang pembelajaran.
b.
Kajian hasil penelitian yang relevan.
c.
Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan peneliti lain dan sebagainya.
d.
Kajian pendapat dan saran pakar.
e.
Merefleksi pengalaman sendiris sebagai guru.
5.
Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator- indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk
menganalisis indikator keberhasilan itu.
6.
Membuat secara rinci rancangan tindakan.[6]
C. Prosedur Melaksanakan Tindakan dalam Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan
guru berdasarkan perencanaan yang disusun. Rancangan atau perencanaan yang disusun tidak akan memiliki arti apa-apa
tanpa diimplementasikam dalam kegiatan atau tindakan nyata. Sebuah rancangan
atau rencana akan memberikan petunjuk dalam melaksanakan sesuatu. Pelaksanaan tindakan tanpa rencana,
maka tindakan itu tidak akan terarah.
Oleh karena itu, tindakan dalam pelaksanaan PTK akan sangat tergantung
pada perencanaan yang disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh
guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK,
sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan
dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya, artinya bahwa tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan
penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran
keseharian. Hal ini penting untuk dipahami karena PTK tidak
berangkat dari kebutuhan guru untuk meningkatkan kinerjanya.[7]
Beberapa
hal yang harus dipahami dalam melaksanakan PTK diantaranya tidak
mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang,
tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi
oleh guru, harus mengikuti etika kerja yang berlaku, dan dimulai dari
permasalahan yang sederhana, jelas dan nyata. [8]
Dalam
pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data,
baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah dokumen, bahkan juga
melalui wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Guru
juga dapat meminta bantuan guru lain untuk melakukan pengamatan selama guru
melakukan tindakan perbaikan. Sebelum peneliti dan guru melaksanakan tindakan,
perlu disusun langkah-langkah yang akan diambil agar semua komponen yang
diperlukan dapat dikelola yaitu :
a.
Melatih guru untuk memberikan informasi cara
melakukan tindakan sesuai dengan rancangan.
b.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas.
c.
Menyusun prosedur pelaksanaan yaitu urutan kegiatan
yang dilakukan oleh pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
d.
Mempersiapkan contoh-contoh perintah suruhan dan
melakukan secara jelas.
e.
Melakukan modifikasi jika dipandang perlu.
f.
Mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta
alatnya.
g.
Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan
apa yang dilakukan siswa dalam melakukan tindakan apa yang telah direncanakan.
Jika
semua hal di atas telah dipersiapkan maka skenario tindakan dapat dilaksanakan. Kegiatan
ini merupakan tindakan awal atau “initial act” pada siklus pertama serta
akan diikuti dengan langkah selanjutnya yaitu observasi dan refleksi.
IV.
KESIMPULAN
PTK dilaksanakan dalam
bentuk siklus berulang (Daur Cylical)
yang di dalamnya terdapat empat kegiatan utamanya itu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Menurut prof. Suhardjono dalam bukunya Penelitian
Tindakan Kelas, menjelaskan bahwa secara rinci, pada tahapan perencanaan
terdiri dari kegiatan sebagai berikut : mengedintifikasi dan menganalisis masalah secara jelas sehingga
dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti,
menetapkan alasan atau latar belakang mengapa penelitian itu harus dilakukan, merumuskan
masalah secara jelas baik dalam bentuk kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan,
menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan,
menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator- indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk
menganalisis indikator keberhasilan itu,
serta membuat secara rinci rancangan tindakan.
Beberapa
hal yang harus dipahami dalam melaksanakan PTK diantaranya tidak mengganggu
proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus
konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru,
harus mengikuti etika kerja yang berlaku, dan dimulai dari permasalahan yang
sederhana, jelas dan nyata.
langkah-langkah
yang akan diambil agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola yaitu : melatih
guru untuk memberikan informasi cara melakukan tindakan sesuai dengan rancangan, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas, menyusun prosedur pelaksanaan yaitu urutan kegiatan yang
dilakukan oleh pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan, mempersiapkan
contoh-contoh perintah suruhan dan melakukan secara jelas, melakukan modifikasi
jika dipandang perlu, mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya, membuat
skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang dilakukan siswa dalam
melakukan tindakan apa yang telah direncanakan.
V.
PENUTUP
Segala
puji bagi Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang telah mengizinkan hamba-Nya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam sistematika penulisan maupun isinya banyak kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini
memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada
khususnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk,. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. BUMI AKSARA,. 2009.
Basrowi, M. dan Suwandi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor : Ghalia Indonesia. 2008.
Kusuma, Wijaya, dkk,. Mengenal penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks. 2010.
Mulyasa, E. Praktik
Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2010.
Saminanto,. Ayo Praktik Penelitia Tindakan Kelas , Semarang : RaSail Media
Group. 2010.
Sanjaya, Wina. , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009.
No comments:
Post a Comment